Jumat 07 Dec 2018 18:07 WIB

UII Siap Cetak Lulusan Cakap di Industri 4.0

Perbaikan pembelajaran mendorong dosen mengembangkan inovasi pembelajaran.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Fernan Rahadi
Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta
Foto: Republika/Heri Purwata
Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta siap mencetak lulusan yang cakap di era Industri 4.0. Menyusul telah diselenggarakan Program Peningkatan Kualitas Pembelajaran melalui Pembelajaran Berpusat pada Mahasiswa memasuki Revolusi Industri 4.0 (PKP-PBMRI), bulan November 2018 lalu.

Ketua Tim PKP-PBMRI UII, Dr Raden Bagus Fajriya Hakim, kepada wartawan di Yogyakarta, Kamis (6/12) mengatakan hibah PKP-PBMRI dari Kementerian Riset Teknologi Perguruan Tinggi (Kemenristekdikti) dinikmati dosen UII, mahasiswa UII dan UII secara keseluruhan serta masyarakat yang akan menjadi pengguna lulusan. 

Lebih lanjut Fajriya mengatakan adanya hibah ini akan terjadi perbaikan metode mengajar secara terus-menerus. Ini sebagai hasil refleksi pembelajaran pertemuan sebelumnya oleh para observer yang merupakan dosen terkait dengan bidang ilmu. Ini yang disebut dengan metode open class. 

“Perbaikan tersebut akan memberikan dampak positif terhadap peningkatan knowledge serta skill mahasiswa. Harapannya peningkatan itu dapat memberikan kontribusi besar ketika mahasiswa UII terjun ke masyarakat menebarkan ilmu pengetahuan dan menerapkannya untuk memecahkan berbagai masalah,” kata Fajriya.

Menurut Fajriya, perbaikan pembelajaran dari Hibah Kemenristekdikti dan Badan Pengembangan Akademik UII mendorong dosen mengembangkan inovasi pembelajaran. Terutama pengembangan pembelajaran berbasis teknologi informasi dan komunikasi (TIK), atau secara khusus pembelajaran daring. 

Untuk menerapkan pembelajaran ini, UII telah memiliki empat infrastruktur utama pendukung, yaitu regulasi tentang pembelajaran daring (online learning) dan pembelajaran campuran (blended learning), sistem pengelolaan sistem dan teknologi informasi, jaringan koneksi internet, serta aplikasi portal pembelajaran daring.

“UII akan memiliki mahasiswa yang cerdas dan mencerdaskan, serta mampu mengemban visi misi UII untuk berkontribusi kepada masyarakat, menjadi rahmatan lil 'alamin,” kata Fajriya. 

Sementara Agung Nugroho Adi, anggota PKP-PBMRI mengatakan selama ini, ada beberapa kendala dalam pengembangan pembelajaran daring yang berpusat pada mahasiswa. Pertama, masih berfokus pada pengembangan media elektronik, belum banyak mengeksplorasi teknologi pembelajaran sebagai lingkungan belajar dan aktivitas belajar. 

Kedua, belum meratanya kemampuan dosen dalam pengembangan pembelajaran berbasis TIK. Ketiga, belum berkembangnya Lesson Study for Learning Community (LSLC) sebagai wadah peningkatan kemampuan dosen untuk mengembangkan pembelajaran daring yang berpusat pada mahasiswa secara berkelanjutan. “Adanya Program PKP-PBMRI diharapkan bisa mengatasi permasalah tersebut,” kata Agung Nugroho Adi yang juga berasal dari Direktorat Pengembangan Akademik (DPA) UII.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement