Kamis 22 Nov 2018 18:14 WIB

Lima Mahasiswa FMIPA UGM Peroleh Beasiswa AXA

Angka tenaga aktuaris di Indonesia masih rendah.

Rep: Fernan Rahadi/ Red: Yusuf Assidiq
Mahasiswa UGM penerima beasiswa.
Foto: Dokumen.
Mahasiswa UGM penerima beasiswa.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Sebanyak lima mahasiswa Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta memperoleh beasiswa dari AXA Mandiri & AXA sebesar Rp 100 juta. Hal ini terkait misi perusahaan asuransi jiwa tersebut untuk turut berkontribusi mengembangkan profesi aktuaris.

Chief Human Resources Officer AXA Indonesia, Rudy F Manik, mengatakan kerja sama antara AXA Mandiri & AXA sebagai salah satu pemimpin di dunia asuransi dan UGM sebagai salah satu institusi pendidikan terbaik di Indonesia merupakan sebuah kerja sama yang penting.

"Kolaborasi kami dalam pengembangan profesi aktuaris merupakan investasi jangka panjang kami untuk mencetak aktuaris di masa depan sehingga mendukung kesinambungan bisnis kami di Indonesia serta mengembangkan profesi aktuaris,” ujar Rudy, di sela-sela acara 'Talkshow Ilmu Aktuaria, Aktuaris, dan Prospek Kerjanya' di FMIPA UGM, Kamis (22/11).

 

Program ini, kata Rudy, sejalan dengan program Pengembangan 1.000 Aktuaris Indonesia yang dicanangkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Selain itu, program ini juga dirancang untuk menjawab kebutuhan akan tenaga aktuaris yang diprediksi terus meningkat di berbagai perusahaan asuransi jiwa seiring dengan semakin sadarnya masyarakat untuk melindungi dirinya di masa depan.

"Berdasarkan data dari Persatuan Aktuaris Indonesia, angka tenaga aktuaris di Indonesia masih rendah yakni hanya sekitar 500 orang, sedangkan kebutuhan masyarakat akan perlindungan jiwa dan kesehatan diprediksi akan terus meningkat," ujar Paul Kartono, dari Persatuan Aktuaris Indonesia (PAI).

Kerja sama antara UGM dengan AXA telah dimulai sejak akhir 2016 di mana terdapat  penandatanganan Nota Kesepahaman jangka panjang selama lima tahun (2016-2021) yang ditandatangani oleh perusahaan tersebut dan FMIPA UGM. 

Wakil Dekan Bidang Keuangan, Aset, dan Sumber Daya Manusia (WDKASDM) FMIPA UGM, Gunardi, menyambut baik kerja sama pengembangan tenaga aktuaris serta program literasi keuangan bersama ini. Ia percaya kegiatan-kegiatan ini akan sangat bermanfaat baik bagi mahasiswa UGM, masyarakat Yogyakarta, serta masyarakat Indonesia pada umumnya.

"Terlebih lagi mereka semua akan lebih sadar akan pentingnya literasi keuangan serta pengelolaan risiko di masa depan," ujarnya.

Ia mengungkapkan, program ini sejalan dengan semangat UGM dalam mengembangkan program ilmu aktuaria. Sebagaimana diketahui bidang aktuaria sudah ada di UGM sejak lama meskipun pada waktu itu merupakan minat studi di Program Studi S1 Statistika dan S2 Matematika.

Mulai tahun akademik 2019/2020, UGM akan membuka Program Sarjana Ilmu Aktuaria. Program tersebut telah memenuhi persyaratan minimum akreditasi program studi sebagaimana tertuang dalam SK BAN-PT Nomor 163/SK/BAN-PT/Min-Akred/S/X/2018. "Untuk tahun depan akan tersedia sebanyak 40 kursi untuk mahasiswa baru Ilmu Aktuaria," katanya.

Ilmu Aktuaria adalah bidang ilmu yang menggunakan teori probabilitas, matematika, statistika, dan ekonomi. Ilmu ini adalah untuk mengukur dan menghitung dampak finansial atas kejadian tak tentu di masa yang akan datang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement