Selasa 09 Oct 2018 22:01 WIB

Perguruan Tinggi Harus Berkontribusi Lahirkan Start Up Baru

Perguruan tinggi harus juga berkontribusi dalam melahirkan start up baru.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Esthi Maharani
Gerbang Kampus ITB/ilustrasi
Gerbang Kampus ITB/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Semakin meningkatnya tren start up di Indonesia, mesti di respon cepat oleh perguruan tinggi. Sebagai pencetak sumber daya manusia (SDM), perguruan tinggi harus juga berkontribusi dalam melahirkan start up baru.

Rektor Institut Teknologi Bandung (ITB) Prof Kadarsah menyampaikan, selama ini di ITB ada berbagai program kewirausahaan dan ide kreatif lainnya. Salah satunya ada kegiatan capstone design yakni berupa project sederhana dengan melibatkan mahasiswa dari berbagai disiplin ilmu dan berasal dari berbagai negara.

Selain itu, ITB juga membuka program studi (prodi) Kewirausahaan, serta mata kuliah inovasi dan kewirausahaan sebagai mata kuliah pilihan bagi semua mahasiswa. Mahasiswa juga, seringkali dilibatkan dalam lomba inovasi dan kewirausahaan tingkat nasional dan internasional.

"Melalui berbagai upaya itu setidaknya hingga saat ini kami telah menghasilkan 85 start up dan 18 diantaranya sudah mandiri dari lulusan ITB," kata Prof Kadarsah ketika dihubungi Republika, Selasa (9/10).

Sementara itu, Rektor Universitas Universitas Gadjah Mada (UGM) Prof Panut Mulyono menyebut, selama ini telah mengembangkan Creative Academy yang memfasilitasi semua ide kreatif mahasiswa. Ide-ide tersebut menjadi salah satu upaya untuk membangun sebuah usaha rintisan atau start up company.

"Ada juga Creative Hub dan Co-working space tempat para mahasiswa bertemu lintas disiplin untuk menemukan ide-ide bersama yang bisa dijadikan untuk usaha dan lain-lain," jelas Panut kepada Republika, Selasa (9/10).

Dia menjelaskan, dalam Co-working Space ini ada pihak ketiga yg menilai prospek ide-ide mahasiswa. Yang juga diharapakan mampu menghilirisasi dan menjembatani ide kreatif mahasiswa dengan industri.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengajak lembaga pendidikan tinggi di Indonesia turut berperan mengembangkan sekaligus melahirkan para wirausaha yang mampu menciptakan lapangan kerja.

Jokowi menyampaikan Indonesia memerlukan lebih banyak wirausaha untuk dapat bersaing dengan negara lainnya. Ia menyebut bahwa saat ini, semangat kewirausahaan bangsa masih berada pada tahap yang rendah.

"Dalam Global Entrepreneurship Index tahun 2017, peringkat kewirausahaan kita masih di ranking 90 dari 137 negara. Di tingkat Asia Pasifik, peringkat kita ke-16 dari 24 negara. Jumlah inovasi dan paten kita juga masih rendah, yaitu peringkat 87 dari 137 negara. Artinya masih banyak pekerjaan besar yang harus kita selesaikan," kata Jokowi saat memberikan orasi ilmiah dalam rangka Dies Natalis ke-66 Universitas Sumatera Utara (USU) di Auditorium Kampus USU, kemarin.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement