Rabu 03 Oct 2018 19:07 WIB

UGM Kirim Bantuan Implan Penyambung Tulang ke Palu

Pengembangan implan didasarkan kepada morfometri tulang orang Indonesia.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Yusuf Assidiq
Penyerahan bantuan implan penyambung tulang dari Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada ke Tim Bedah Ortopedi RS Sardjito di Departemen Teknik Mesin UGM.
Foto: Wahyu Suryana.
Penyerahan bantuan implan penyambung tulang dari Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada ke Tim Bedah Ortopedi RS Sardjito di Departemen Teknik Mesin UGM.

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta menyerahkan bantuan implan penyambung tulang untuk korban gempa dan tsunami di Palu. Pengiriman dilakukan melalui Tim Bedah Ortopedi RS Sardjito yang berangkat ke Palu.

Peneliti UGM yang tergabung dalam grup riset Centre for Innovation of Medical Equipment and Devices (CIMEDs) menyumbangkan implan penyambung ke Tim Bedah Ortopedi RS Sardjito. Total, ada 100 implan yang disumbangkan.

Implan terdiri dari narrow dynamics compression plate, small plate, broad plate, reconstruction plate, T plat, dan mini plate. Bantuan menambah kebutuhan implan penyambung untuk korban gempa dan tsunami di Palu dan Donggala.

Serah terima dilakukan Dekan Fakultas Teknik UGM, Nizam, kepada dokter bedah ortopedi, Yuniarta Prabowo. Ketua Tim Peneliti CIMEDs, Suyitno mengatakan, pengembangan implan didasarkan kepada morfometri tulang orang Indonesia.

Dilakukan sejak 2007, pengembangan dilakukan menggunakan data hasil pengukuran tulang yang pengembangannya dilatarbelakangi gempa Bantul 2006 silam. Kala itu sebanyak 70 persen korban gempa mengalami patah tulang.

Untuk itu, melihat terjadinya gempa dan tsunami yang cukup besar di Palu dan Donggala, diputuskan untuk mengirimkan bantuan impan penyambung tulang Dibawa Tim Bedah Ortopedi RS Sardjito, bantuan diberangkatkan Rabu (3/10) malam.

"Sekaligus akan melakukan pemetaan kebutuhan yang akan dikirimkan melalui keberangkatan-keberangkata selanjutnya," kata Suyitno, di Departemen Teknik Mesin UGM, Rabu (3/10) siang.

Bantuan implan penyambung yang dikirimkan terdiri dari delapan jenis yang memiliki ukuran dan bentuk berbeda. Tapi, Suyitno memastikan implan sudah sesuai ukuran tubuh manusia Indonesia, atau Asia Tenggara.

Dokter bedah ortopedi, Yuniarta Prabowo menerangkan, Tim Bedah Ortopedi akan berada di bawah koordinasi Kementerian Kesehatan. Ada 22 orang yang berangkat terdiri dari empat dokter ortopedi dan dua residen ortopedi.

Selain itu, ada bedah syaraf, anastesi, spesialis anastesi dan lain-lain. Nantinya, Tim Bedah Ortopedi akan ditempatkan di RS Bhayangkara Palu, dan mendapat satu ruang operasi.

Estimasinya, Tim Bedah Ortopedi mampu menangani sekitar 60-70 pasien patah tulang yang membutuhkan impan. Selain itu, diperkirakan akan pula tertantangi 100-200 pasien-pasien patah tulang biasa.

Selain bantuan dari Fakultas Teknik UGM, RS Sardjito sendiri sudah memiliki cadangan impan untuk sekitar 70 kasus operasi. Karenanya, melalui bantuan ini, diharapkan lebih banyak pasien yang dapat tertangani.

"Dan sistem kerja kami sifatnya mandiri, mulai operasi sampai pasca operasi," ujar Yuniarta.

Rencananya, Tim Bedah Ortopedi akan banyak melakukan tindakan di tenda. Ini merupakan pengalaman penanganan bencana di Lombok lalu, yang cukup kerepotan bila penanganan berpusat di ruangan dan gempa kembali terjadi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement