Rabu 03 Oct 2018 16:44 WIB

38 PTN Buka Program Sit In Mahasiswa Korban Gempa di Untad

Program sit in untuk menjaga keberlangsungan belajar mahasiswa korban gempa.

Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti, bersama pejabat eselon 1 mengunjungi beberapa lokasi yang terdampak bencana gempa bumi dan tsunami di Palu, Sigi dan Donggala, Sulawesi Tengah pada Ahad (30/9) lalu.
Foto: Dok KKP
Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti, bersama pejabat eselon 1 mengunjungi beberapa lokasi yang terdampak bencana gempa bumi dan tsunami di Palu, Sigi dan Donggala, Sulawesi Tengah pada Ahad (30/9) lalu.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Sebanyak 38 Rektor PTN yang tergabung dalam Majelis Rektor Perguruan Tinggi Negeri Indonesia (MRPTNI) bersepakat menjalankan program sit in bagi mahasiswa Universitas Tadulako (Untad) yang sekarang sedang mengungsi di luar Palu. Program tersebut diinisiasi sebagai bantuan dalam rangka menjaga kelangsungan proses belajar para mahasiswa Untad.

Ketua MRPTNI yang sekaligus menjabat sebagai rektor ITB Kadarsah mengatakan, program sit in hanya dapat diakses untuk program studi (prodi) yang berkesesuaian dengan prodi sebelumnya. Selain itu ada beberapa prosedur yang wajib ditentukan oleh majelis rektor.

Pertama, dia menjelaskan, mahasiswa Untad yang saat ini sedang meninggalkan Palu dipersilakan segera menghubungi Dekan Fakultas yang memiliki program studi berkesesuaian di 38 PTN yang tergabung, atau dapat menghubungi pihak Rektorat. Tentunya sambil menunjukkan kartu pengenal yang sah yang membuktikan bahwa yang bersangkutan adalah mahasiswa Untad.

“Selanjutnya data mahasiswa peserta program sit in tersebut akan dicatat dan dilaporkan ke Dekan terkait di Untad untuk mendapat konfirmasi dan persetujuan,” kata Kadarsah kepada Republika, Rabu (3/10).

Selanjutnya, mahasiswa Untad juga wajib menyerahkan nilai mata kuliah pada akhir semester tetap dikeluarkan oleh pihak Untad. Kadarsah menjelaskan, PTN yang menerima program sit in hanya sebagai tempat kuliah saja.

“PTN penyelenggara program sit in akan memberikan akses pada para mahasiswa Untad untuk dapat mengikuti proses pembelajaran dengan ketentuan yang akan diatur oleh masing-masing PTN,” kata dia.

Menurut Kadarsah, jumlah PTN yang bergabung untuk membuka program sit in kemungkinan akan terus bertambah. Karena itu dia berharap kesempatan tersebut dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya oleh mahasiswa Untad agar kegiatan akademik pada semester awal Tahun Akademik 2018/2019 tetap berjalan sebagaimana mestinya.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement