Selasa 02 Oct 2018 12:00 WIB

IPB Data Mahasiswa Terdampak Gempa Palu

IPB juga siap menerima mahasiswa Universitas Tadulako yang terkena dampak gempa.

Kapal Sabuk Nusantara 39 yang terdampar ke daratan akibat gempa dan tsunami di desa Wani, Pantai Barat Donggala, Sulawesi Tengah, Senin (1/10).
Foto: Muhammad Adimaja/Antara
Kapal Sabuk Nusantara 39 yang terdampar ke daratan akibat gempa dan tsunami di desa Wani, Pantai Barat Donggala, Sulawesi Tengah, Senin (1/10).

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Institut Pertanian Bogor (IPB) mendtaa mahasiswa yang terdampak gempa Palu. IPB akan membantu fasilitasi mahasiswa yang terdampak gempa dan tsunami Palu-Donggala, Sulawesi Tengah jika akan pulang ke kampung halamannya melihat sanak keluarganya. Rektor IPB Arif Satria mengatakan selain memfasilitasi kepulangan mahasiswa ke kampung halamanya, IPB juga melakukan upaya-upaya jangka pendek, menengah dan panjang, dalam membantu Palu, Sigi, dan Donggala pascabencan.

"IPB akan membantu mahasiswa asal Palu, Donggala dan Sigi untuk pulang ke kampung halaman mengecek kondisi keluarganya bila ada yang memerlukannya," kata Arif Satria, Selasa(2/10).

Wakil Rektor Bidang Pendidikan, dan Kemahasiswaan IPB Drajat Martianto menjelaskan, pascagempa dan tsunami yang melanda Palu, Donggala, dan Sigi, IPB merespon cepat, melakukan pendataan terhadap mahasiswa yang terdampak bencana. Saat ini ada beberapa langkah darurat yang sedang dilakukan IPB yakni pendataan mahasiswa yang keluarganya terdampak bencana, dan akan memberikan beasiswa serta bantuan biaya hidup selama menempuh pendidikan di IPB bagi yang benar terdampak seperti rumahnya hancur dan kehilangan mata pencaharian.

"Kita coba telusuri berapa banyak dan seberapa besar masalah yang dihadapi para mahasiswa," kata Drajat.

Menurutnya, mahasiswa yang menghadapi masalah serius misalnya rumahnya hancur, penghidupannya terkendala atau tidak punya pekerjaan lagi. Langkah yang dilakukan membutuhkan sedikit waktu. "Khusus untuk rencana kepulangan para mahasiswa ini, kita akan lihat, apakah akan menggunakan penerbangan komersil atau kerjasama dengan Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Udara," katanya. 

Sedangkan untuk mahasiswa yang terkena dampak serius, IPB akan berupaya mencarikan sumber beasiswa untuk kelangsungan studi di IPB maupun biaya hidup selama di Bogor. "IPB akan membantu menelusuri itu, beasiswa apa, prosesnya bagaimana, syaratnya bagaimana, IPB akan bantu tindak lanjuti," katanya.

Sedangkan upaya jangka panjang, lanjutnya, yang akan dilakukan IPB yakni ikut berperan dalam mitigasi bencana sampai recovery (pemulihan). IPB akan membantu menghidupkan dan mengembangkan potensi pertanian, peternakan dan perikanan di Palu, Donggala dan Sigi pascagempa, termasuk memberikan masukan dalam resettlement untuk wilayah-wilayah rawan pergeseran lahan.

Ia mengatakan, IPB melalui Pusat Studi Bencana dan pusat studi lainnya yang ada di bawah Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) akan membantu merevitalisasi pertanian, perikanan dan peternakan di Palu, Donggala dan Sigi. "IPB akan fokus pada tahap kedua yakni pada 'community development' dengan manfaatkan data dari berbagai pusat studi di IPB untuk melakukan kegiatan penanganan pasca gempa di sana," kata Drajat.

Drajat menambahkan, IPB juga siap menerima mahasiswa Universitas Tadulako yang terkena dampak gempa untuk mengikuti pendidikan di IPB melalui skema  'credit earning' secara gratis (bebas UKT) untuk program studi yang relevan. "Mata Kuliah yang diambil nantinya dapat diakui di Universitas Tadulako. Mekanisme mengenai hal ini akan dibicarakan dengan Pihak Universitas Tadulako," kata Drajat.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement