Senin 24 Sep 2018 14:09 WIB

UGM Gandeng Twente University Teliti Panas Bumi di NTT

Survei panas bumi akan dilakukan dua pekan.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Dwi Murdaningsih
Energi panas bumi. Ilustrasi.
Foto: greenfieldenergyco.com
Energi panas bumi. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Peneliti Universitas Gadjah Mada (UGM) melakukan penelitian untuk mendata potensi panas bumi di Kota Bajawa, Kabupaten Ngada, Kepulauan Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT). Penelitian dilaksanakan dengan menggandeng Twente University.

Penelitian dilakukan menggunakan teknologi LiDAR untuk mendapatkan foto udara dan menggabungkan data suhu permukaan. Kegiatan ini mendapat dukungan penuh dari ASI Pudjiastuti Geosurvey.

Survei pengambilan data potensial panas bumi akan berlangsung selama dua pekan. Peneltiian dipimpin peneliti Departemen Teknik Geologi, Fakultas Teknik UGM, Agung Setianto.

Agung mengatakan, untuk mengetahui potensial panas bumi di Bajawa, pihaknya menggunakan data udara. Itu merupakan gabungan dari data medan LiDAR dengan presisi tinggi dan data suhu permukaan.

Selanjutnya, data itu akan diolah untuk memetakan ekspresi permukaan dari potensi panas bumi yang mendasarinya. Perolehan data dari survei tersebut akan menjadi yang pertama di Indonesia.

"Yang pertama di Indonesia terkait panas bumi di daerah tersebut," kata Agung.

Kerja sama dengan peneliti The Faculty of Geo-Information Science and Earth Observation dari Twente Unversity itu jadi tindak lanjut impelementasi nota kesepahaman tiga pihak September lalu di Jakarta.

MoU dilakukan di tengah-tengah pelaksanaan Indonesia International Geothermal Conference and Exhibition (IIGCE). MoU disaksikan Kedubes Kerajaan Belanda dan Geothermal Capacity Development Programme Indonesia-Netherlands.

Pembiayaan dari survei didukung PT APG dan Geocap. Geocap diketahui merupakan organisasi kerja sama internasional antara Indonesia dan Belanda untuk mengembangkan program-program panas bumi.

Tujuannya, tidak lain untuk pendidikan dan pelatihan, peneltiian serta basis data bawah permukaan. Geocap sendiri memperoleh pendanaan oleh Kementerian Luar Negeri Belanda.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement