Kamis 20 Sep 2018 09:02 WIB

UMM Buat Prototipe Mesin Pencetak bagi Pengusaha Alat Dapur

Mereka mendesain sebuah rangkaian mesin pencetak peralatan dapur

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Esthi Maharani
Prototipe desain area UD Rizky untuk memproduksi alat-alat dapur.
Foto: Istimewa
Prototipe desain area UD Rizky untuk memproduksi alat-alat dapur.

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Pelaksanaan program kerjasama antara Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) dan Singapore Polytechnic (SP) kembali sukses untuk kelima kalinya. Program yang menggunakan metode design thinking juga berhasil mencetuskan ide-ide luar biasa.

Dari ide dengan metode tersebut, produk yang mudah dibuat, sederhana, murah dan bertahan lama pun muncul. Salah satu kelompok Learning Express UMM, Wooden Kitchen, sukses mendapat perhatian dari pemilik usaha pembuatan alat-alat dapur di Desa Junrejo, Batu. Prototipe yang diciptakan 18 orang yang terdiri dari mahasiswa Singapore Polytechnic dan mahasiswa UMM tersebut diterima baik pemilik usaha, Syaiful.

Mengutamakan keselamatan pekerja, kelompok ini membuat sebuah prototipe alat yang lebih efisien untuk membuat produk alat-alat dapur. Mereka mendesain sebuah rangkaian mesin pencetak peralatan dapur yang dilengkapi dengan penutup transparan.

Alat tersebut dinilai dapat bekerja lebih efisien dan nyaman untuk para pekerja. Para pekerja tidak perlu memakai masker dan alat keamanan lainnya untuk menghindari serpihan kayu dari sayatan saat membentuk peralatan dapur.

Selain itu,  kelompok ini juga mendesain tempat kerja yang lebih terorganisisasi mengingat saat ini kondisinya berbeda-beda. Salah satu contohnya, yakni tempat pemotongan menuju pengeringan kayu memakan sekitar 10 menit perjalanan.

Peserta LEX ini juga membuatkan pasar untuk Syaiful di sosial media seperti Instagram dan Website. Hal ini sangat membantu Syaiful dalam memasarkan produknya. Melalu website udrizky.neocities.org dan  instagram udrizky1, yang merupakan nama putri Syaiful, mereka berharap akan semakin banyak yang kenal serta membeli produk ini.

Dengan cara demikian, Syaiful berhasil mendapat pesanan sekitar 100 buah talenan untuk dikirim ke Jakarta.  “Kami berharap bisnis ini akan meningkat dan sukses ke depannya, “ kata Mahasiswa SP, Yan Heng melalui keterangan resmi yang diterima Republika.

Di sisi lain, kelompok ini  juga membuat sheet excel untuk memudahkan Syaiful dalam mengelola keuangan usaha miliknya. Mereka juga mengajarkan bagaimana cara mengoperasikannya sekaligus membuatkan buku panduannya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement