Sabtu 15 Sep 2018 13:28 WIB

Tyrender, Inovasi Canggih Buatan Mahasiswa UMM

Tyrender merupakan alat penurun temperatur (akibat) gesekan pada permukaan ban.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Gita Amanda
Mahasiswa Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Haryo Widya Darmawan menemukan inovasi yang diberi nama Tyrender.
Foto: UMM
Mahasiswa Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Haryo Widya Darmawan menemukan inovasi yang diberi nama Tyrender.

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Di kehidupan sehari-hari, masyarakat tentu melihat bagaiman ban kendaraan, khususnya angkutan barang harus secara berkala diganti. Ban-ban kendaraan ini memang harus diganti karena lambat laun mengalami pengikisan akibat pemakaian.

"Kebanyakan usia ban angkutan barang hanya berkisar dua tahun, bahkan kurang. Padahal, harga masing-masing ban mencapai jutaan rupiah," ujar Mahasiswa Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Haryo Widya Darmawan melalui keterangan resmi yang diterima Republika.co.id, Sabtu (15/9).

Berangkat dari keprihatinan terhadap para supir dan pengusaha alat transportasi karena lekas terkikisnya ban kendaraan, Haryo menciptakan sebuah konsep inovasi canggih bernama Tyrender. Bahkan,alat ciptaannya ini berhasil melangkah ke Seoul Internastional Invention Fair (SIIF) di Seoul Korea Selatan pada 6 sampai 9 Desember 2018 mendatang. Acara ini merupakan kompetisi inovasi internasional yang diselenggarakan Korea Intellectual Property Organization (KIPO) dan Korea Invention Promotion Association (KIPA) bekerja sama dengan Indonesian Invention and Innovation Promotion Association (INNOPA).

Haryo menuturkan, Tyrender buatannya merupakan sebuah alat penurun temperature (akibat) gesekan pada permukaan ban. “Alat ini untuk menurunkan temperatur berlebih yang timbul akibat gesekan ban dengan permukaan jalan. Fungsi finalnya untuk memperpanjang usia pakai atau service life ban,” ujarnya.

Mahasiswa semester tujuh tersebut menguraikan, terdapat beberapa kondisi yang membuat ban mengalami pengikisan. Beberapa di antaranya karena permukaan jalan, kecepatan kendaraan dan beban yang diterima. Selain itu, suhu atau temperatur yang meningkat akibat gesekan yang dialami ban, juga menjadi salah satu pemicu cepatnya ban menipis.

"Dan alat yang dudesain ini akan meminimalisir hal tersebut," tambah dia.

Menurut Haryo, alatnya terdiri dari rangkaian tangki air, controller, pompa dan nozzle. Dengan didesain sedemikian rupa, Tyrender secara otomatis akan menyemprotkan air ketika temperatur ban melebihi batas. Sistem ini, kata dia, membuat usia pemakaian ban dapat lebih lama.

“Alat ini nanti akan dipasang di bawah fender atau spakbor dan tepat di atas ban. Saat temperatur ban mencapai suhu tertentu yang berlebih, nozzle akan menyemprotkan air dengan sistem spray hingga menyeluruh,” terang dia.

Setelah suhu kembali ke batas angka normal, maka alat ini akan berhenti menyemprotkan air secara otomatis. Sebagai perumpamaan, jika pada awal berjalan ban akan memiliki temperature 30 derajat, lalu saat berjalan naik menjadi 35 derajat. Kemudian saat melaju kencang menjadi 40 derajat, alat ini akan secara otomatis mengembalikan suhu ban ke 35 derajat.

“Secara otomatis, spray akan mati jika suhu sudah kembali,” tandasnya.

Menjadi salah satu perwakilan Indonesia pada ajang bergengsi yang diikuti 30 negara di dunia tersebut, Haryo mengaku saat ini sedang menyempurnakan rancangannya. Meski berkompetisi dengan banyak orang dari berbagai latar belakang profesi dari seluruh dunia, Haryo tetap yakin dan optimistis.

“Ada berbagai macam kategori, beberapa diantaranya construction, electric, hingga mechanical controller. Saya ikut mechanical controller. Ini peserta kompetisinya tidak hanya pelajar dan mahasiswa, tetapi juga ada yang berasal dari tenaga profesional berbagai perusahaan ternama,” tandasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement