Ahad 02 Sep 2018 19:23 WIB

Lebih dari 50 Persen Wisudawan UNS 2018 Lulus Cumlaude

Dari total 1.803 wisudawan, sebanyak 1.012 wisudawan berpredikat cumlaude.

Rep: Binti Sholikah/ Red: Gita Amanda
Universitas Sebelas Maret
Universitas Sebelas Maret

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Sebanyak 56 persen wisudawan Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo Periode IV Tahun 2018 dinyatakan lulus dengan pujian atau cumlaude. Dari total 1.803 wisudawan, sebanyak 1.012 wisudawan berpredikat cumlaude.

Prosesi wisuda Periode IV Tahun 2018 digelar di Gedung Auditorium UNS Solo, Sabtu (1/9). Pelantikan dilakukan oleh Rektor UNS Ravik Karsidi.

Dalam laporannya, Wakil Rektor I Bidang Akademik, Sutarno, menjelaskan, wisuda periode IV tahun 2018 ini terdiri dari wisudawan Program Doktor, Magister, Pendidikan Dokter Spesialis, Sarjana, dan Diploma. Wisuda dibagi menjadi dua sesi.

Jumlah mahasiswa yang diwisuda pada sesi pagi sebanyak 911 wisudawan. Jumlah tersebut terdiri dari, Lulusan Pascasarjana 160 wisudawan yang terdiri atas Program Doktor 9 wisudawan dan Program Magister 151 wisudawan. Kemudian Lulusan Program Pendidikan Dokter Spesialis sebanyak 32 wisudawan, dan Lulusan Program Sarjana sebanyak 297 wisudawan. Selain itu, Lulusan Program Diploma IV sebanyak 53 wisudawan yang berasal dari Fakultas Kedokteran, serta Lulusan Program Diploma III sebanyak 369 wisudawan.

Kemudian, jumlah mahasiswa yang diwisuda pada sesi siang sebanyak 892 wisudawan, terdiri dari Lulusan Program Sarjana sebanyak 458 wisudawan, Lulusan Program Diploma III sebanyak 434 wisudawan. "Di antara para lulusan tersebut terdapat 1.012 wisudawan lulus dengan predikat cumlaude atau dengan pujian, dari jumlah semua wisudawan sebanyak 1.803," terangnya.

Sementara itu, Rektor UNS, Ravik Karsidi, dalam amanatnya, berharap dengan gelar akademik yang telah diraih tersebut akan memberikan makna dan nilai tambah dalam melaksanakan kewajiban sebagai anggota masyarakat bangsa Indonesia di kemudian hari.

"Semoga dengan bertambahnya gelar akademik yang disandang para wisudawan akan menjadi kebanggaan keluarga karena di negara kita seseorang yang mempunyai gelar akademik pendidikan tinggi akan dipandang oleh masyarakat sebagai orang yang bermartabat dan terhormat," ucapnya.

Menurutnya, hanya dengan pendidikan menjadi wahana bagi seseorang untuk bertransformasi menuju entitas sosial yang memiliki kecerdasan. Jadi, orang yang bergelar akademik sebagai orang yang bemartabat dan terhormat itu bukan hanya pintar tetapi juga cerdas.

Dia juga menjelaskan mengenai tantangan saat ini dunia menghadapi globalisasi dan masuk pada era Revolusi Industri 4.0. Kepintaran saja dinilai masih belum cukup untuk menghadapi tantangan tersebut. Karenanya, Ravik meminta para lulusan UNS menjadi bagian dari solusi dan bukan bagian dari masalah.

Ravik menyatakan UNS menjadi satu-satunya kampus di Indonesia yang mempunyai kawasan pengamalan Pancasila dengan baik. Hal itu terlihat dari adanya fasilitas tempat ibadah dari semua agama yang ada dalam satu kawasan yang saling berdekatan. Antara lain, masjid, gereja, pura, vihara dan sebantar lagi akan ada klenteng.

Semuanya itu untuk membentuk Benteng Pancasila sebagai jawaban untuk menghadapi Globalisasi yang saat ini ditunjukkan dengan masalah radikalisme dan intoleransi. "Alumni UNS yang cerdas adalah bagaimana mengembangkan ideologi Pancasila itu di manapun Anda semua akan berkiprah nantinya," imbuhnya.

Dia juga meminta para alumni UNS dapat menemukan solusi-solusi kreatif di dalam menghadapi tantangan ke depan, termasuk menjawab tantangan yang sedang dihadapi bangsa dan negara ini. Salah satu caranya, UNS telah membekali para mahasiswanya dengan mata kuliah wajib entrepreneur atau kewirausahaan. Dia juga berpesan agar para lulusan UNS di manapun nantinya akan mengabdi dan berkaier, harus mengedepankan integritas sebagai bagian dari solusi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement