Jumat 31 Aug 2018 14:47 WIB

Tim Unisa Bantu Pacu Pemasaran Produk Briket Arang

Mitra dalam kegiatan ini adalah UKM BriqCo (Sewon) dan UKM D’briquettes (Pleret).

Rep: Neni Ridarineni/ Red: Yusuf Assidiq
Kampus Unisa.
Foto: Nico Kurnia Jati.
Kampus Unisa.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA – Pemasaran produk briket arang batok kelapa dirasa perlu lebih diperluas. Hal tersebut juga mendapat perhatian kalangan akademisi.

Adalah dosen Universitas Aisyiyah (Unisa) Yogyakarta lantas melakukan Program Pengembangan Produk Ekspor (PPPE) Upgrading Briket Arang Batok Kelapa Berorientasi Ekspor. Ini dalam rangka hibah pengabdian masyarakat Direktorat Riset Pengabdian Masyarakat Pendidikan Tinggi (DRPM Dikti) di Kabupaten Bantul, DIY.

“Yang ingin dicapai dalam PPPE Upgrading Briket Arang Batok Kelapa Berorientasi Ekspor ini adalah untuk memacu pertumbuhan ekspor produk UKM di Indonesia melalui pertumbuhan pasar yang kompetitif. Kegiatan ini rencananya dilakukan selama tiga tahun,” kata Ketua PPPE Upgrading Briket Arang Batok Kelapa Berorientasi Ekspor, Dyah Candra.

Dikatakan, mitra dalam kegiatan ini adalah UKM BriqCo (Sewon) dan UKM D’briquettes (Pleret). Keduanya memiliki usaha pembuatan briket arang batok kelapa. Kegiatan ini akan dilakukan selama tiga tahun dengan anggota tim antara lain Retno Wulandari (UMY) dan Hendrato SN. 

Menurutnya, salah satu permasalahan yang dihadapi kedua UKM itu adalah sistem manajemen keuangan yang masih sederhana.  Sistem keuangan masih dilakukan dengan metode pencatatan yang sederhana, sehingga banyak transaksi yang tidak tercatat dan terdokumentasi.

Kedua UKM juga belum memiliki karyawan akuntansi untuk pembukuan produksi. Berdasarkan permasalah tersebut, kata Dyah, tim PPPE Unisa menawarkan penggunaan software akuntansi berlisensi yang dibuat oleh Zahir.

Tim melakukan pelatihan akuntansi secara privat ke masing-masing UKM selama empat bulan (Juli-Oktober 2018. Software Zahir memiliki beberapa keunggulan. Di antaranya, pertama, mampu menentukan keputusan bisnis dengan tepat dan cepat.

Kedua, mengetahui kondisi keuangan bisnis setiap saat, ketiga, bekerja menjadi lebih nyaman, dikarenakan display antarmuka lebih menarik, keempat, mengelola utang dan piutang dengan mudah. Seluruh utang piutang jatuh tempo dan giro mundur akan ditampilkan dalam bentuk reminder dan grafik yang mudah dipahami.

Kemudian, kelima, memudahkan pengelolaan persediaan secara lengkap, serta keenam, jaminan software dan layanan purna jual. Menurut Dyah, tim pengusul menyarankan pembelian software accounting disebabkan karena proses pembukuan menggunakan Microsoft Excel rawan terhapus.

Dan apabila terhapus akan menyebabkan seluruh data pembukuan hilang. Lain halnya jika menggunakan software. Software akan tetap menyimpan data pembukuan yang dilakukan dengan terkategori bulan per bulan.

“Selama dua bulan pelatihan penggunaan sofware  tersebut, mitra merasakan manfaatnya. Tata kelola keuangan lebih rapi dan omzet per bulan dapat dievaluasi lebih rinci,” katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement