Ahad 26 Aug 2018 16:57 WIB

Tim KKN UMY Hasilkan Produk Olahan Rempah-rempah

Hasil olahan tersebut berupa 'Wedang Uwuh' yang berbentuk teh celup.

Rep: Eric Iskandarsjah/ Red: Yusuf Assidiq
Tim kuliah kerja nyata (KKN) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) menghasilkan produk olahan rempah-rampah berupa wedang uwuh celup. Produk ini merupakan hasil pengembangan dari kelompok 155 yang bertugas di Dusun Gunung Cilik, Desa Muntuk, Kecamatan Dlingo, Kabupaten Bantul, DIY.
Foto: Dok UMY
Tim kuliah kerja nyata (KKN) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) menghasilkan produk olahan rempah-rampah berupa wedang uwuh celup. Produk ini merupakan hasil pengembangan dari kelompok 155 yang bertugas di Dusun Gunung Cilik, Desa Muntuk, Kecamatan Dlingo, Kabupaten Bantul, DIY.

REPUBLIKA.CO.ID, BANTUL -- Kuliah Kerja Nyata (KKN) mahasiswa memiliki tujuan di antaranya agar mahasiswa dapat mengembangkan pemikiran pembaharuan dan memanfaatkan potensi yang ada di tempat mereka bernaung. Seperti apa yang sedang dilakukan salah satu kelompok KKN Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), dari kelompok 155 yang bertugas di Dusun Gunung Cilik Desa Muntuk Kecamatan Dlingo Kabupaten Bantul Yogyakarta.

Ketua Kelompok 155 KKN UMY, Candra Kusuma Wardana, mengatakan beberapa program direncanakan oleh KKN Kelompok 155, mulai dari program pokok dan program tambahan. Kelompok yang beranggotakan sembilan orang ini menemukan sebuah inovasi berupa produk olahan rempah-rempah yang masuk sebagai program pokok mereka.

Hasil olahan tersebut berupa 'Wedang Uwuh' yang berbentuk teh celup.  Dipilihnya olahan Wedang Uwuh Celup tersebut bertujuan untuk menjadikannya sebagai produk khas daerah, karena di Dusun Gunung Cilik ini merupakan daerah kawasan wisata.

"Program yang kami pilih adalah pengolahan rempah-rempah khususnya pengolahan Wedang Uwuh untuk dijadikan sebagai produk khas daerah. Karena Dusun Gunung Cilik ini adalah daerah kawasan wisata, namun di sini kami melihat bahwa belum ada produk khas daerah maka Wedang Uwuh ini kami kembangkan,” ujar Candra.

Komposisi dari pembuatan produk Wedang Uwuh ini adalah jahe, secang, cengkeh, daun pala, daun cengkeh, dan daun kayu manis. Kelompok KKN 155 ini bekerja sama dengan warga setempat dalam proses produksi, dengan melibatkan ibu-ibu PKK dan para pemuda.

Nantinya dari olahan rempah-rempah tersebut berbentuk teh celup. Candra pun mengatakan Wedang Uwuh ini berbeda dari yang sudah ada di pasaran. Mengingat ini adalah gagasan baru yang ditujukan untuk membantu pertumbuhan ekonomi dengan memanfaatkan hasil bumi di Dusun Gunung Cilik.

Sementara itu, produk Wedang Uwuh sudah diuji pasarkan di kawasan wisata dalam jumlah terbatas. Produk uji coba yang dijual itu terbukti laris terbeli oleh wisatawan yang datang ke Dusun Gunung Cilik pada hari akhir pekan lalu.

"Hal itu bisa disimpulkan bahwa respons yang didapat cukup baik karena tidak sampai 10 menit barang yang kami tawarkan laku terjual. Meski ke depannya kami akan tetap terus mengembangkan sayap dalam memasarkan Wedang Uwung ke pasaran luas. Strategi selanjutnya yang sedang dicoba adalah penjualan melalui media online, yang dilakukan oleh para pemuda di Dusun Gunung Cilik, yang tentunya mendapat pelatihan terlebih dulu dari kami, Mahasiswa KKN 155 UMY," kata Candra lagi.

Namun sebelum merambah ke pasaran luas, tim ini sedang berupaya melakukan uji kadaluwarsa demi memenuhi izin Pangan Industri Rumah Tangga (PIRT) dan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) serta  mendapatkan status legal. Untuk harga yang ditawarkan sebesar Rp 10 ribu per kotak isi 10, dan akan diproduksi 500 kotak dalam launching pertamanya secara meluas di pasaran.

Tak hanya itu, ada produk olahan lainnya yang juga coba dikembangkan oleh Mahasiswa KKN 155 UMY. Mereka memiliki inisiatif untuk memanfaatkan singkong yang akan dijadikan kue Brownies Mocaf dan masuk sebagai program pokok. Meski demikian, fokus utama yang mereka lakukan adalah mengembangkan produk Wedang Uwuh.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement