Sabtu 18 Aug 2018 04:20 WIB

IPB Gelar Talks “Indonesia Diaspora Series”

Acara itu menampilkan dua doktor muda yang sangat menginspirasi.

Para peserta berfoto bersama dengan pembicara The IPB Talks on Complexity and Sustainability Sciences “Indonesia Diaspora Series”.
Foto: Dok IPB
Para peserta berfoto bersama dengan pembicara The IPB Talks on Complexity and Sustainability Sciences “Indonesia Diaspora Series”.

REPUBLIKA.CO.ID,  BOGOR -- Dalam rangka menyambut HUT ke-73 Republik Indonesia, Direktorat Program Internasional  Institut Pertanian Bogor (IPB) menggelar The IPB Talks on Complexity and Sustainability Sciences “Indonesia Diaspora Series”.

Kegiatan yang diadakan  di  kampus IPB Dramaga, Bogor, Jawa Barat, Rabu (15/8) itu dihadiri mahasiswa baik dari IPB maupun mahasiswa dari kampus lain.

Acara ini menampilkan pembicara diaspora  muda, Dr  Bagus Putra Muljadi dan Dr  Hutomo S. Wasisto.   Dua doktor muda ini dihadirkan ke tanah air oleh Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi  (Kemenristekdikti) RI dalam rangkaian kegiatan Simposium Cendekia Kelas Dunia 2018 yang dihadiri Ikatan Ilmuwan Indonesia Internasional dan Akademi Ilmuwan Muda Indonesia.

Penanggung Jawab Acara IPB Talks, Dr Berry Juliandi menyampaikan apresiasi yang luar biasa atas kehadiran dua doktor muda yang sangat menginspirasi ini.  “Saya sangat senang karena kita dapat mendatangkan pembicara spesial dan terbaik dari Diaspora Kemenristekdikti RI yang paling muda dan berprestasi. Saya berharap  kita semua mendapatkan hasil dari pertemuan hari ini, seperti kolaborasi, pertukaran pelajar atau staf pengajar yang dapat meningkatkan perkembangan keilmuan di Indonesia,” ujar  Dr  Berry dalam rilis yang diterima Republika.co.id, Jumat (17/8).

Dr  Bagus mengatakan bahwa Indonesia memiliki potensi yang besar bagi keberlanjutan energi dunia. “Indonesia memiliki potensi geotermal terbesar di dunia sebagai sumber energi baru, yaitu sebesar 40 persen dari total keseluruhan di dunia, ada Indonesia. Apabila Indonesia dapat mengelolanya dengan baik, dunia bisa menggantungkan harapan sumber energinya ke Indonesia,” jelas Dr Bagus.

Sementara itu, Dr  Hutomo menyampaikan tentang pengaplikasian nanotechnology di berbagai kebutuhan. “Kita dapat menemukan berbagai macam nano di kehidupan ini, seperti nano sprey. Jadi nanothecnology ini spesial, karena nano dapat memperluas permukaan dan dapat menghubungkan sesuatu yang tidak dapat terhubung. Nanotechnology dapat dimanfaatkan untuk mengurai partikel yang paling kecil,” terang Dr  Hutomo.

Salah satu peserta IPB Talks mengemukakan, banyak inspirasi yang didapatkan dari kegiatan ini. “Saya merasa senang sekali karena saya merasa ilmu yang didapatkan memiliki keterkaitan dengan keilmuan saya, yaitu manajemen lingkungan. Menarik sekali untuk dielaborasi lebih lanjut, seperti nanotechnology untuk smart city,” ujar Indarti, peserta dari Universitas Pakuan Bogor.  

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement