Jumat 20 Jul 2018 09:58 WIB

Lestarikan Budaya Baca, ITS Bangun Kampung Literasi

Kampung Literasi ini akan dilaksanakan selama lima minggu, yang dimulai pada 16 Juli.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Esthi Maharani
Kegiatan literasi / Ilustrasi
Foto: Dok Rumah Zakat
Kegiatan literasi / Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya bersiap mengembangkan sebuah Kampung Literasi, dengan mengelola lima wilayah Taman Baca Masyarakat (TBM). Pengembangan ini dimaksudkan untuk mengatasi minat baca anak-anak yang menurun, lantaran lebih senang memainkan gawai.

Ketua pelaksana Kartika Nuswantara menjelaskan, program bernama Kampung Literasi ini akan dilaksanakan selama lima minggu, yang dimulai pada 16 Juli. Program ini memiliki tujuan untuk mendorong terjadinya pembiasaan masyarakat terhadap aktivitas membaca berbagai jenis teks atau wacana, serta melakukan pemberdayaan TBM sesuai dengan kebutuhan.

"Sehingga diharapkan kegiatan ini akan menjadi cikal bakal terbentuknya laboratorium belajar di TBM kawasan sekitar ITS," kata Kartika dalam siaran persnya, Jumat (20/7).

Kartika menjelaskan, sesuai usulan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Surabaya, lima TBM yang dikelola yaitu TBM RW 3 Keputih, TBM Kelurahan Kejawan Putih Tambak, TBM Rusunawa Keputih, TBM RW 4 Kejawan Putih Tambak, dan TBM RW 1 Gebang Putih. Sedangkan kegiatan pertama sekaligus menjadi acara pembuka dimulai di TBM RW 3 Keputih.

“Tim pengabdi yang terdiri dari dosen, karyawan, mahasiswa lintas departemen di ITS tersebut akan melakukan pendampingan literasi kepada sekitar 100 anak usia 7-12 tahun,” ujar Kartika.

Kartika menambahkan, Kampung Literasi ITS ini menekankan pada pembudayaan membaca nyaring. Hal ini dilakukan untuk membuat kegiatan yang menyenangkan guna melatih kebiasaan mendengar pada anak, meningkatkan kejelasan pelafalan membaca, sekaligus membangun interaksi antar kedua pihak.

“Jika silent mereka pasti sibuk sendiri, sedangkan read aloud minimal dua orang yang melakukan,” kata dosen bahasa Inggris tersebut.

Kartika menambahkan, membaca nyaring dinilai penting untuk membentuk dan menanamkan nilai moral pada anak. Diyakini prinsip lebih cepat dan lebih baik, membaca nyaring akan memanfaatkan plastisitas otak anak untuk menyimpan informasi di memori jangka panjang.

“Dengan begini kita sebagai orang tua akan melatih mereka menjadi generasi yang lebih baik,” kata Kartika.

Guna menumbuhkan kecintaan pada TBM yang semakin meredup, Kampung Literasi pun didukung program reproduksi cerita. Di sini pengunjung yang mayoritas anak-anak itu akan membaca, menceritakan, dan kemudian menuliskan cerita baru sesuai dengan informasi yang mereka terima.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement