Selasa 10 Jul 2018 18:04 WIB

Antropolog AS Berbagi Pengalaman di Unisa Yogyakarta

Prof Joel berbagi pengalamannya selama penelitian di daerah Sumba.

Rep: Neni Ridarineni/ Red: Yusuf Assidiq
Public lecture di Unisa.
Foto: Dokumen.
Public lecture di Unisa.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Universits `Aisyiyah (Unisa) Yogyakarta mengadakan public lecture mengenai Antropologi Kesehatan. Kegiatan ini menghadirkan antropolog dari George Washington University, Amerika Serikat, Prof Joel C Kuiper, di hall Baroroh Barried.

Wakil Rektor I Unisa, Taufiqurrahman, mengatakan antropologi kesehatan dengan visi Unisa sangat erat kaitanya karena sama-sama terfokus dalam masalah kesehatan.

"Semoga apa yang disampaikan oleh Prof Joel bisa bermanfaat dan menjadi tambahan ilmu bagi kita semua,” ujar Taufiq, dalam siaran pers.

Public lecture ini diikuti oleh seluruh dosen Unisa Yogyakarta dan beberapa perwakilan mahasiswa dari masing-masing program studi yang ada di Unisa Yogyakarta. Pada kesempatan ini, Joel berbagi pengalamannya selama penelitian di daerah Sumba.

Joel menceritakan tentang sejarah kolonial Belanda. Ia menuturkan dahulu di Jawa, orang melahirkan masih banyak menggunakan jasa dukun beranak, yang belum mengerti tentang teori persalinan di kala itu dan banyak nyawa yang dipertaruhkan.

Kemudian, Belanda datang dengan membawa para bidan untuk membantu persalinan  yang ada di Jawa dengan dikit demi sedikit mencoba menyingkirkan eksistensi dukun beranak.

Joel mengatakan langkah Pemerintah Indonesia sekarang ini sangat bijak karena tidak menghilangkan dukun beranak justru malah mengintregasikanya dengan ilmu kebidanan . Hal itu merupakan  salah satu pendekatan antropologi kesehatan.

Ia mengungkapkan dalam penelitian dan risetnya tentang bahasa dan adat istiadat Sumba, awalnya dirinya terfokus pada penelitian tentang bahasa Sumba. Akan  tetapi di dalam setiap ritual yang dilakukan masyarakat Sumba selalu ada sangkut pautnya dengan kesehatan.

“Karena kebiasaan yang saya lihat itu, lama kelamaan saya tertarik meneliti tentang antropologi kesehatan di Sumba,” tambah Joel.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement