Senin 04 Jun 2018 12:54 WIB

Cegah Terorisme, Menristekdikti akan Kumpulkan Semua Rektor

Kemenristekdikti menggandeng BNPT untuk mencegah terorisme di kampus.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Muhammad Hafil
Tim Densus 88 bersama tim Gegana Brimob Polda Riau berjaga di area penggeledahan gedung Gelanggang Mahasiswa Kampus Universitas Riau (UNRI) di Pekanbaru, Riau, Sabtu (2/6).
Foto: Antara/Rony Muharrman
Tim Densus 88 bersama tim Gegana Brimob Polda Riau berjaga di area penggeledahan gedung Gelanggang Mahasiswa Kampus Universitas Riau (UNRI) di Pekanbaru, Riau, Sabtu (2/6).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohammad Nasir menegaskan, kampus mesti benar-benar bersih dari terorisme dan radikalisme. Untuk memastikan itu, dalam waktu dekat Nasir akan mengumpulkan semua rektor dan berbicara secara detail mengenai pencegahan dan pengawasan terkait radikalisme di kampus.

"Tanggal 25 Juni saya akan kumpulkan semua rektor, direktur, petinggi kampus. Nanti saya akan bicara secara detail tentang radikalisme di kampus, pencegahannya, dan juga pengawasan," kata Nasir di Hotel Fairmont Jakarta, Senin (4/6).

Nasir mengatakan, untuk mencegah radikalisme di kampus Kemenristekdikti juga telah bekerja sama dengan beberapa lembaga seperti Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT). Selain itu, menurut dia, selama ini pihaknya juga telah cukup memaksimalkan bela negara dan wawasan kebangsaan kepada sivitas kampus.

"Ke depan monitoring kepada para mahasiswa dan dosen akan terus dilakukan," tegas Nasir.

Karena itu, deteksi dini paham radikal di kampus akan terus intensifkan dimulai dari mahasiswa, dosen, staf hingga alumni. Kendati begitu, dia menyebut, tidak akan membuat aturan perihal pembatasan kegiatan mahasiswa di kampus.

"Pokoknya kita harus bersihkan paham-paham radikal di kampus," tegas Nasir.

Baca juga: Dekan Fisip Universitas Riau Terkejut Penggeledahan Densus.

Rektor Universitas Riau (Unri), Prof. Dr Aras Mulyadi sangat tidak menduga adanya tindakan terkait teror di kampus universitas negeri di Kota Pekanbaru, Riau itu.

"Universitas Riau sangat menyayangkan karena tidak ada hal-hal yang mencurigakan selama ini. Apalagi kejadian yang mengarah ke teror ini," kata Aras pada jumpa pers di Mapolda Riau, Pekanbaru, Sabtu malam.

Ia mengatakan pihak universitas tidak pernah mendukung tindakan yang berkaitan dengan terorisme di kampus tersebut.

"Karena itu, kami seluruh civitas academica sangat mengutuk tindakan yang menjurus ke teror ini," kata Aras seraya memuji Polri yang telah mengungkap jaringan teroris di Kampus Unri.

Detasemen Khusus 88 Antiteror menangkap tiga orang terduga teroris dan menyita sejumlah barang yang diduga bom dari kampus Universitas Riau, Kota Pekanbaru, Sabtu.  "Terduga tiga orang (teroris) yang berhasil kita amankan itu, yaitu berada di Kampus Unri," kata Kapolda Riau, Irjen Polisi Nandang.

Nandang mengatakan selain menangkap tiga terduga teroris, Densus 88 juga menyita sejumlah bom rakitan. Tiga orang yang ditangkap adalah alumni Universitas Riau.

Ketiganya adalah alumni Universitas Riau tahun 2002, 2004, 2005. Mereka berinisial Z, B dan K. Terduga Z disebut alumni jurusan pariwisata, sedangkan inisial B dan K merupakan alumni jurusan Komunikasi dan Administasi Negara FISIP Unri.

"Mereka sengaja menumpang tidur di mess Mapala (Mahasiswa Pecinta Alam) Sakai, dan merakit bom di dalam mes kampus itu," lanjut Nandang. Ia mengatakan, terduga mengaku bom tersebut rencananya akan diledakan di gedung DPR dan DPRD Riau.

Baca juga: Ada Apa Dengan Islam Indonesia?

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement