Rabu 30 May 2018 21:16 WIB

Radikalisme di Kampus tak akan Ditoleransi

Kemenristekdikti sudah menghubungi tujuh universitas yang diduga terpapar radikalisme

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Esthi Maharani
Menristekdikti Mohammad Nasir saat diwawancarai usai kegiatan Apel Santri dan Mahasiswa Menolak Radikalisme di Yayasan Al-Qodiri, Jember, Ahad (1/4)
Foto: Gumanti Awaliyah/Republika
Menristekdikti Mohammad Nasir saat diwawancarai usai kegiatan Apel Santri dan Mahasiswa Menolak Radikalisme di Yayasan Al-Qodiri, Jember, Ahad (1/4)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohammad Nasir mengaku tidak akan menoleransi segala bentuk radikalisme di perguruan tinggi. Karenanya dia pun telah menginstruksikan kepada rektor di tujuh universitas yang kampusnya diduga kuat telah terpapar paham radikal.

"Saya sudah hubungi rektor yang bersangkutan untuk segera menindak jika benar di kampusnya ada yang terpapar radikalisme," kata Nasir ketika buka bersama di kediamannya di Jakarta, Rabu (30/5).

 

(Baca: Rektor Unair tak Setuju Terorisme Dikaitkan dengan Kampus)

Dia menyesalkan tindakan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menyampaikan deretan nama kampus yang diduga terpapar radikalisme kepada media. Sebab hal tersebut, kata Nasir, hanya akan menimbulkan kegaduhan tanpa memberikan solusi yang ril.

"Saya sudah bilang jangan disampaikan ke media, karena di lapangan akan muncul intrik-intrik yang tidak bagus. Kementerian sudah pasti melarang radikal di dalam kampus," jelas Nasir.

Nasir juga melanjutkan, di beberapa kampus seperti Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) rektor telah memberhentikan orang yang diduga terpapar radikalisme. Begitu pun untuk kampus-kampus lainnya dia berharap rektor bisa bertindak tegas.

"Pokoknya yang radikal itu mesti diberi pilihan mau kembali dan meyakini Pancasila sebagai ideologinya atau tidak, jika tidak maka ya silakan keluar jangan di kampus lagi," tegas dia.

Sebelumnya, Direktur Pencegahan BNPT Hamli mengatakan hampir semua perguruan tinggi negeri (PTN) sudah terpapar radikalisme. "PTN itu menurut saya sudah kena semua, dari Jakarta ke Jawa Timur itu hampir kena semua, tapi tebal tipisnya bervariasi," kata Hamli di Jakarta, Jumat (25/5).

BNPT membeberkan Universitas Indonesia (UI), Institut Teknologi Bandung (ITB), Institut Pertanian Bogor (IPB), Universitas Dipenogoro (Undip), Institut Teknologi Sepuluh November (ITS), Universitas Airlangga (Unair), dan Universitas Brawijaya (UB) sudah disusupi paham radikal.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement