Rabu 23 May 2018 08:52 WIB

Rektor UMB: Banyak Kaum Intelektual Malas Cari Referensi

Sepatutnya kampus mencetak lulusan yang cerdas dan memiliki literasi yang tinggi

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Esthi Maharani
Universitas Mercu Buana
Universitas Mercu Buana

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Rektor Universitas Mercu Buana (UMB) Arissetyantio Nugroho menyebut, saat ini banyak kaum intelektual yang malas mencari referensi. Sehingga jangan heran, kata dia, jika ujaran-ujaran kebencian masih menjamur di media sosial.

"Seharusnya ya kita mesti baca berbagai referensi lalu telaah apakah informasi itu bagus atau tidak, lalu apakah itu layak di-sharing atau tidak. Jadi bagaimana kita bisa menyaring informasi dan tidak mudah terprovokasi," kata Arissetyantio saat berbincang dengan Republika di Universitas Mercubuana Jakarta Barat, Selasa (22/5).

Ia menegaskan, sebagai wahana pembelajaran, sudah sepatutnya kampus mencetak lulusan yang cerdas dan memiliki literasi yang tinggi. Jangan sampai, kata dia, kampus malah melahirkan intelektual-intelektual yang menjadi dalang perpecahan.

"Kadang-kadang sering kali juga kita asal komentar saja, padahal belum selesai membaca suatu postingan. Kan itu juga kultur yang tidak baik. Jadi kampus memang memiliki peran untuk membangun kecerdasan literasi itu," tegas dia.

Rajin membaca dan meningkatkan literasi, kata dia, juga menjadi salah satu kunci bagi Indonesia jika ingin menjadi negara maju. Misalnya di Malaysia, setidaknya 22 buku per tahun selesai dibaca, yang berarti setiap bulannya 2 sampai tiga buku dibaca hingga selesai. Menurut dia, di Indonesia masih sulit menemukan orang yang bisa konsisten menyelesaikan bacaan dalam jumlah sekian. Karena itu, hingga kini literasi di Indonesia masih dinilai rendah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement