Kamis 17 May 2018 13:16 WIB

Publikasi Internasional Indonesia Peringkat Kedua ASEAN

Indonesia menempati posisi kedua se-ASEAN setelah Malaysia yang memiliki 8.712 publik

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Esthi Maharani
Menristekdikti Mohammad Nasir.
Foto: Antara/Adiwinata Solihin
Menristekdikti Mohammad Nasir.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Publikasi Internasional Indonesia yang terindeks Scopus hingga tanggal 8 Mei 2018 mencapai 8.269 publikasi. Capaian tersebut berhasil menjadikan Indonesia menempati posisi kedua se-ASEAN setelah Malaysia yang memiliki 8.712 publikasi dan pada posisi ketiga ditempati Singapura dengan 6.825 publikasi.

Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir menargetkan pada tahun 2019 mendatang, publikasi internasional Indonesia bisa mengungguli Malaysia yang selama ini menjadi negara terbanyak publikasinya di ASEAN.

"Indonesia yang pada 2014 hanya 4.200 publikasi ilmiah dan selama 20 tahun tidak mengungguli Thailand. Kini per 8 Mei 2018 kemarin, sudah ada diposisi kedua terbaik. Mengungguli Thailand, Singapura dan lainnya," kata Nasirdi Gedung Kemenristekdikti Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (17/5).

 

(Baca: Kemenristekdikti Targetkan 7.000 Jurnal Terakreditasi)

Dia menegaskan, publikasi ilmiah menjadi syarat mutlak bagi suatu negara untuk bisa dikatakan maju. Karena itu, dia juga berharap setelah diterbitkannya Peraturan Menristekdikti Nomor Nomor 9 tahun 2018 tentang Akreditasi Jurnal dan Perkembangan Science and Technology Index (SINTA)bisa terus memacu jumlah publikasi internasional baik yang terindeks Scopus, JJ Thomson, Copernicus dan sebagainya.

"Kita ingin Indonesia seperti negara maju lainnya. Dalam hal ini,kriteria negara maju, indikator paling dominan di seluruh dunia adalah kemampuan negara dalam menghasilkan publikasi dari riset", tegas dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement