Rabu 16 May 2018 09:10 WIB

Pindah Kantor ke UAD Sembari Berbagi Ilmu

Mengasah kemampuan menulis karya jurnalistik juga sangat perlu untuk dipelajari

Rep: Eric Iskandarsjah/ Red: Fernan Rahadi
Tim redaksi Republika biasanya berkantor di kawasan Kotabaru, Yogyakarta. Namun, pada Selasa (15/5), Republika kembali melakukan program sehari berkantor yang kali ini memilih Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta.    Melalui program ini, tim Republika yang terdiri dari reporter dan redaktur melakukan kegiatan jurnalistik, menggelar kegiatan diskusi dan pelatihan jurnalistik bersama mahasiswa dan dosen UAD.
Foto: Republika/Erik Iskandarsjah Z
Tim redaksi Republika biasanya berkantor di kawasan Kotabaru, Yogyakarta. Namun, pada Selasa (15/5), Republika kembali melakukan program sehari berkantor yang kali ini memilih Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta. Melalui program ini, tim Republika yang terdiri dari reporter dan redaktur melakukan kegiatan jurnalistik, menggelar kegiatan diskusi dan pelatihan jurnalistik bersama mahasiswa dan dosen UAD.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Tim redaksi Republika biasanya berkantor di kawasan Kotabaru, Yogyakarta. Namun, pada Selasa (15/5), Republika kembali melakukan program sehari berkantor yang kali ini memilih Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta.

Melalui program ini, tim Republika yang terdiri dari reporter dan redaktur melakukan kegiatan jurnalistik, menggelar kegiatan diskusi dan pelatihan jurnalistik bersama mahasiswa dan dosen UAD. Menanggapi program ini, Rektor UAD, Kasiyarno menilai kegiatan ini merupakan sebuah kesempatan yang sangat langka bagi UAD.

"Ini merupakan langkah strategis dalam mendorong potensi mahasiswa, terutama potensi dalam bidang jurnalistik. Potensi mahasiswa harus dioptimalkan mengingat usia muda merupakan usia yang sangat energik," kata Kasiyarno saat membuka kegiatan UAD sehari bersama Republika, di Kampus I UAD, Jalan Kapas, Umbulharjo, Yogyakarta pada Selasa (15/5).

Di satu sisi, meski ia mengakui bahwa mungkin sebagian mahasiswa sudah cukup akrab dalam menulis sebuah karya tulis, namun mengasah kemampuan menulis karya jurnalistik juga sangat perlu untuk dipelajari. Mengingat, lanjutnya, bahasa dalam karya ilmiah tentu memiliki beberapa perbedaan dibanding bahasa dalam karya jurnalistik, yang cenderung menggunakan bahasa populer sehingga mudah dipahami masyarakat umum.

Salah satu peserta pelatihan jurnalistik, Restu Septiawan Santoso mengaku sangat antusias dalam mengikuti kegiatan ini. Ini pengalaman baru bagi saya, kata mahasiswa Program Studi (Prodi) Komunikasi, Fakultas Sastra Budaya dan Komunikasi UAD tersebut.

Ia mengaku, salah satu ilmu yang ia timba dalam kegiatan ini adalah tentang bagaimana membuat berita dengan cepat. Mulai dari mencari ide, proses peliputan hingga proses pembuatan naskah dengan gaya portal online yang membutuhkan kecepatan namun harus tetap mengutamakan akurasi.

Meskipun Restu merupakan mahasiswa yang aktif terlibat dalam TV UAD yang otomatis lebih concern dalam membuat video, namun ia menilai tak ada salahnya bagi dia untuk juga memperdalam pengetahuan dalam membuat naskah.

"Ilmu lain yang juga harus saya terapkan adalah terkait kemampuan untuk terus mendalami isu-isu terkini dengan banyak membaca," ucap Restu yang merupakan mahasiswa semester empat asal Kalimantan Selatan yang sejak SMA sudah bercita-cita untuk berkarier di bidang jurnalistik tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement