Selasa 15 May 2018 14:28 WIB

Inovasi Mahasiswa UAD Raih Juara di Malaysia

Timnya mengubah plastik menjadi satu bahan bakar yang sangat bermanfaat

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Fernan Rahadi
Tim Universitas Ahmad Dahlan (UAD) yang dikirim International Festival Innovation on Green Technology di Malaysia, Kamis (19/4).  Pada kesempatan itu, dua tim berhasil meraih prestasi bergengsi dan satu tim mendapat penghargaan kategori eco value.
Foto: Dok Pribadi
Tim Universitas Ahmad Dahlan (UAD) yang dikirim International Festival Innovation on Green Technology di Malaysia, Kamis (19/4). Pada kesempatan itu, dua tim berhasil meraih prestasi bergengsi dan satu tim mendapat penghargaan kategori eco value.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Universitas Ahmad Dahlan (UAD) terus melahirkan inovasi-inovasi melalui kreativitas mahasiswa-mahasiswanya. Dari International Festival Innovation on Green Technology di Malaysia misalnya, mahasiswa-mahasiswa UAD seakan tidak berhenti untuk menggondol raihan-raihan juara.

Bulan lalu, dua tim yang masing-masing terdiri dari tiga orang, sukses meraih prestasi menggembirakan untuk Indonesia. Salah satu timnya yang diketuai Zalfa Imari Salsabila, bahkan mendapatkan emas dan eco friendly award.

Dalam kesempatan tersebut, tim Zalfa membawa inovasi dengan nama Alternatif Fuel from Plastic. Melalui inovasi itu, timnya mengubah plastik menjadi satu bahan bakar yang sangat bermanfaat bagi kehidupan.

Berawal dari masukan dosen-dosen pembimbing, persiapan lalu dilakukan sejak Desember tahun lalu. Kala itu, keprihatinan terhadap tingginya produksi sampah plastik menjadi pemicu utama munculnya inovasi tersebut.

"Plastik kita panaskan menjadi bahan bakar, hasil bahan bakar kita uji kandungan, uji GC-MS, uji emisi dan uji efisiensi bahan bakar di mesin," kata salah satu anggota tim, Zen Adi Laksana, kepada Republika, Selasa (15/5).

Untuk melakukan itu semua, UAD sendiri memberikan dukungan biaya penuh bahkan sejak penelitian. Malah, reaktor sudah disediakan UAD sejak lama, sehingga bisa dimanfaatkan mahasiswa-mahasiswa untuk penelitian.

Tekad kuat menciptakan sedikit perubahan, tim terus mengembangkan penelitian yang ada. Keresahan yang ada dari benak masing-masing anggota tim, benar-benar menjadi dorongan terciptanya inovasi tersebut.

"Indonesia itu penyumbang sampah plastik kedu terbesar dunia, jadi dari keprihatinan itu timbul inovasi tersebut," ujar Zen.

Rasa bangga bercampur haru diakui Zen begitu terasa saat panitia mengumumkan inovasinya mendapat penghargaan bertaraf internasional tersebut. Selain untuk almamater, Indonesia, kebanggaan begitu terasa saat kabar gembira itu sampai ke telinga orang tua.

Walau tidak pernah menargetkan kemenangan apa-apa, ke depan Zen mengungkapkan timnya tengah melakukan penelitian terhadap unsur bio dengan hasil bahan bakar yang tercipta. Harapannya, itu benar-benar bisa meningkatkan mutu bio diesel dan oktan di bensin. "Insya Allah baru dimulai habis Lebaran," kata Zen. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement