Rabu 18 Apr 2018 18:07 WIB

Ketua DPR: Impor Dosen Harus Selektif

Kualitas dosen luar negeri juga harus lebih tinggi dari tenaga pengajar lokal.

Ketua DPR RI, Bambang Soesatyo menyampaikan kata sambutannya pada acara penandatanganan mou Meikarta dengan sembilan institusi ternama di dunia dalam bidang pendidikan, kesehatan dan teknologi di Jakarta, Rabu (21/3).
Foto: Darmawan / Republika
Ketua DPR RI, Bambang Soesatyo menyampaikan kata sambutannya pada acara penandatanganan mou Meikarta dengan sembilan institusi ternama di dunia dalam bidang pendidikan, kesehatan dan teknologi di Jakarta, Rabu (21/3).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua DPR RI Bambang Soesatyo menyatakan, apabila ada wacana untuk mengimpor dosen luar negeri (asing) harus dilakukan secara selektif. Dia juga mengingatkan dosen luar negeri juga harus memiliki kualitas lebih tinggi dari tenaga pengajar lokal.

"Selain itu memiliki masa waktu tertentu dan juga harus memberikan nilai tambah bagi kemajuan pendidikan bangsa," katanya ketika menerima Mahasiswi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran, Priscilla Daniego Pahlawan (30) sebagai juara kedua lomba karya ilmiah tingkat Asia di "Global Clinical Case Contest 2017/2018" di Jakarta, Rabu (18/4). 

Sebelumnya, Menteri Riset dan Teknologi Pendidikan Tinggi (Riset Dikti) Mohamad Nasir mengatakan, Indonesia memerlukan 200 tenaga dosen asing agar masuk reputasi dunia di bidang pendidikan. 

Menurut Bambang, kemenangan Priscilla Daniego Pahlawan (30), atau yang biasa dipanggil Pia itu adalah salah satu bukti dosen dalam negeri tidak kalah dengan dosen luar negeri. "Ini merupakan kemenangan seluruh Bangsa Indonesia yang patut kita apresiasi sehingga dapat menjadi motivasi bagi generasi selanjutnya," katanya.

Ketua DPR RI menyatakan bangga atas prestasi yang diraih oleh Pia di tingkat Asia Pacifik dan hal itu telah mengukir sejarah bahwa Indonesia dalam bidang medis. Indonesia khususnya tidak kalah dengan negara lainnya serta sudah diperhitungkan oleh masyarakat internasional.

"Apalagi Pia, setelah ini berhak mewakili Asia di forum sejenis tahun ini pada tingkat dunia di Jerman," kata Bambang.

Bambang mengharapkan prestasi yang baru saja diraih akan dilanjutkan dengan kemenangan di kejuaraan dunia pada pertengahan tahun ini di Jerman. Selain itu, ilmu yang didapat akan dapat bermanfaat bagi masyarakat luas dan memajukan dunia kedokteran gigi di Indonesia.

Pia saat mengikuti ajang itu didampingi oleh seorang dosen pembimbing yakni Drg Taofik Hidayat Sp KG (K). Ketika mengikuti lomba di Singapura pada Kamis (12/4) itu, Pia membawakan tema  "The Digital Smile Design" dengan judul "Memperbaiki gigi geligi rahang atas dengan direct komposit dengan ceram X speretec universal" (Improving upper front teeth direct composite restoration with Ceram X Spheretec Universal).

Total peserta dari berbagai negara Asia sebanyak 129 tim dan dari jumlah itu, lima perwakilan dari lima negara berhasil masuk dalam lima besar yakni dari Malaysia, Indonesia, Filipina, Taiwan dan Thailand. Tiga besar dari Asia ini berhak mewakili di tingkat dunia pada tahun ini.

Pia masuk Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran (FKG Unpad)  pada 2006. Pada 2010, ia mendapatkan gelar sarjana kedokteran gigi. Tahun 2011, ia memulai koas atau pendidikan program profesi dan menyelesaikannya pada 2013 dengan IPK tertinggi, yaitu 4,00.

Pada 2012, Pia sempat menjadi salah seorang perwakilan dari Indonesia dan Unpad dalam Asia Pasific Dental Student Association di Australia. Pia sehari-hari berpraktik di Rumah Sakit Gigi Mulut (RSGM) Unpad.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement