Kamis 12 Apr 2018 12:29 WIB

Temuai JK, Rektor UGM Usul Sardjito Jadi Pahlawan Nasional

Sardjito diusulkan karena dikenal sebagai Bapak PMI dan perintis PMI

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Esthi Maharani
Prof Dr M. Sardjito, MPH
Prof Dr M. Sardjito, MPH

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA --- Wakil Presiden Republik Indonesia Jusuf Kalla menerima Rektor Universitas Gadjah Mada (UGM) Panut Mulyono di kantornya. Pertemuan tersebut terkait dengan diusulkannya rektor pertama UGM yakni Sardjito sebagai pahlawan nasional.

"Kami telah melalui proses yang komplit, kemudian beraudiensi dengan Pak Wapres, karena Pak Wapres saat ini kan sebagai ketua PMI (Palang Merah Indonesia)," ujar Panut usai pertemuan di Kantor Wakil Presiden, Kamis (12/4).

Panut menjelaskan, Sardjito diusulkan sebagai pahlawan nasional karena dikenal sebagai Bapak PMI dan perintis PMI. Oleh karena itu, Panut meminta dukungan kepada wakil presiden terkait usulan tersebut. Menurut Panut, wakil presiden menanggapi positif terkait pengusulan Sardjito sebagai pahlawan nasional

"Prof Sardjito sulu sebagai perintis PMI, dan Pak wapres sebagai ketua PMI, kami mohon dukungan agar proses pengusulan ini nanti bisa lancar," kata Panut.

Panut menambahkan, saat ini proses pengajuan Sardjito sebagai pahlawan nasional sudah komplit. Seminar nasional di Yogyakarta maupun Jakarta sudah dilakukan dengan mengundang Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani sebagai pembicara utama. Menurut Panut, saat ini naskah akademik sudah dilengkapi dan dikirim ke Kementerian Sosial.

Sardjito merupakan Guru Besar Fakultas Kedokteran UGM. Dia juga menjadi rektor pertama UGM pada 1949-1961. Sardjito juga pernah menjadi rektor Universitas Islam Indonesia (UII) ke-3 pada 1963-1970.

Guru Besar Sejarah UGM Djoko Suryo mengatakan, Sardjito layak menyandang gelar pahlawan nasional karena berjasa kepada masyarakat dan bangsa untuk mencapai kemerdekaan. Djoko menilai, Sardjito dapat menjadi suri tauladan karena memiliki integritas dan pengabdian yang tinggi kepada bangsa.

"Dia seorang dokter bukan hanya untuk masyarakat tetapi juga untuk pejuang, dan ikut membela kemerdekaan dengan keahliannya dan keilmuannya," ujar Djoko.

Selain itu, Sardjito merupakan tokoh farmasi Indonesia yang membuat obat tradisional maupun obat modern. Sardjito juga termasuk kategori pejuang ketika masa perjuangan.

Gagasannya Sardjito dalam membuat biskuit dengan nasi aking, sangat bermanfaat bagi pejuang sehingga dapat menahan lapar. Tak hanya di bidang kesehatan, Sardjito juga memiliki peran dalam kebudayaan jawa.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement