Senin 09 Apr 2018 05:57 WIB

Permen Ini Bisa untuk Terapi Berhenti Merokok

Permen yang diciptakan peneliti IPB itu tersebut terbuat dari daun torbangun.

Seseorang merokok elektronik.
Foto: AP Photo
Seseorang merokok elektronik.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah perokok tertinggi di dunia. Diperkirakan dalam kurun waktu 15 tahun ke depan penurunan perilaku merokok belum terjadi, bahkan cenderung meningkat.

Perilaku merokok dapat menyebabkan peningkatan penyakit tidak menular seperti kanker, penyakit jantung, stroke, dan penyakit lainnya. Ini karena rokok mengandung senyawa kimia beracun, karsinogenik dan mutagenik. Selain itu, merokok juga dapat menyebabkan seseorang mengalami gangguan sistem pernapasan yang ditandai dengan gejala batuk.

 

Berdasarkan hal tersebut, maka tim peneliti dari Departemen Gizi Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor (IPB) Prof drh Muhammad Rizal Martua Damanik, MRepSc, PhD dan dr Naufal Muharam Nurdin SKed, MSi, serta Retno Fifian mengembangkan hard candy lozenges sebagai substitusi oral dalam terapi berhenti merokok.

 

Kerusakan jaringan akibat radikal bebas dapat dicegah dengan antioksidan. Torbangun merupakan tanaman obat yang memiliki komponen farmaseutika seperti antioksidan dan antibakterial. Selama ini pemanfaatan daun torbangun banyak digunakan sebagai obat sariawan, batuk, dan asma. Torbangun juga memiliki kandungan zat gizi mikro, seperti kalsium, magnesium, besi, zink, α-tocopherol, dan β-karoten, serta minyak atsiri.

“Pengembangan ekstrak daun torbangun menjadi permen dikarenakan permen merupakan salah satu pangan yang banyak disukai oleh banyak kalangan,"  kata  Prof  Rizal melalui rilis yang diterima Republika.co.id, Ahad (8/4).

Ia menjelaskan, salah satu jenis permen yang banyak ditemui yaitu hard candy lozenges yang mengandung satu atau lebih bahan yang umumnya memiliki rasa manis. Hard candy lozenges dapat mengobati sakit tenggorokan atau mengurangi batuk. Biasanya lozenges mengandung anestetik lokal, antiseptik, dan antibakteri. Umumnya pembuatan hard candy menggunakan sukrosa, namun pada penelitian ini gula yang digunakan adalah gula isomalt. Isomalt merupakan gula rendah kalori dan aman dikonsumsi oleh penderita diabetes,”  tuturnya.

Selama ini, kata Rizal,  pemanfaatan daun torbangun oleh masyarakat lokal khususnya Suku Batak hanya dikonsumsi dalam bentuk sup torbangun. “Untuk meningkatkan nilai jual dan memanfaatkan bahan aktif daun torbangun, maka daun torbangun perlu dikembangkan menjadi suatu produk yang memiliki efek terhadap kesehatan khususnya bagi perokok,” ujarnya.

 

Penelitian pembuatan hard candy lozenges ekstrak torbangun ini terdiri dari tiga formula dengan taraf perbedaan kepekatan ekstrak torbangun yang ditambahkan. Yaitu kepekatan 2x, 4x, dan 6x dari ekstrak awal. Kapasitas antioksidan hard candy lozenges ekstrak torbangun tergolong rendah yaitu sebesar 1.3977 – 2.7787 mg Vit C/100 g.

“Kapasitas antioksidan semakin meningkat seiring dengan pekatnya ekstrak yang ditambahkan ke dalam formula hard candy. Formula F2 dengan kepekatan 4x dari ekstrak awal merupakan formula terpilih yang memiliki kapasitas antioksidan tertinggi dan dapat diterima oleh panelis berdasarkan nilai uji rating,” terangnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement