Rabu 28 Mar 2018 11:52 WIB

Mahasiswa ITB Diagnosa Penyakit Tanaman Lewat Foto

Inovasi yang ditemukan ini diberi nama Dr. Tania

Rep: Zuli Istiqomah/ Red: Esthi Maharani
ITB
Foto: blogspot
ITB

REPUBLIKA.CO.ID,  BANDUNG -- Sekelompok mahasiswa ITB, yang terdiri dari Naufalino Fadel Hutomo, Pebriani Artha, Lintang Kusuma Pratiwi, dan Febi Agil Ifdillah menciptakan inovasi baru untuk mendeteksi penyakit pada tanaman. Inovasi ini bisa mendiagnosa penyakit tanaman hanya lewat foto.

Inovasi yang ditemukan ini diberi nama Dr. Tania yang merupkan aplikasi untuk mendiagnosa penyakit tanaman melalui foto. Menurut mahasiswa program studi Sistem Teknologi Informasi, Pebriani Artha, konsep aplikasi ini layaknya petani yang sedang berbincang dengan dokter. Cukup mengirim foto tanaman yang sakit, aplikasi ini akan memberi tahu tanaman tersebut terkena penyakit apa, bagaimana gejalanya, dan bagaimana cara penanganannya.

"Ceritanya aplikasi ini kan dokter, jadi nanti dia bisa jelaskan semuanya. Kalau gak tahu penyakitnya, bisa diklik lagi untuk penjelasannya. Bahkan ada juga rekomendasi produk yang tepat untuk menanganinya," katanya seperti dilansir dari laman ITB, Rabu (28/3).

Inovasi ini katanya, tentu dapat menjadi solusi bagi petani karena tak membutuhkan waktu lama untuk bisa mengetahui penyakit apa yang menyerang tanaman. Maka aplikasi ini lahir dalam bentuk chatbot agar memudahkan para penggunanya. Meski saat ini Dr. Tania hanya tersebar di kalangan terbatas, kedepannya aplikasi ini diharapkan bisa diunduh secara umum di playstore.

"Tapi nanti akan kami beri keterangan di kotak deskripsinya. Aplikasi ini baru bisa mengidentifikasi penyakit-penyakit di beberapa tanaman saja, seperti tomat, anggur, strawberry, jagung, kentang, ceri, dan raspberry," ujarnya.

Pengembangan selanjutnya akan mengarah ke komoditas yang memang umum di Indonesia seperti padi dan cabai. Sehingga bisa dimanfaatkan secara meluas.

Mendiagnosa penyakit hanya melalui visual memang menjadi kesulitan tersendiri. Terlebih dengan keterbatasan data yang dimiliki. Walau begitu, menurut mahasiswa program studi Teknik Informatika, Febi Agil Ifdillah, berdasarkan percobaan-percobaan dan hasil tes yang sudah dilakukan, aplikasi ini memberikan hasil yang cukup akurat.

Berawal dari niat hanya mencari jejaring dan investor, tak disangka aplikasi Dr. Tania justru menjadi salah satu peraih medali emas dari kurang lebih 100 proyek inovasi lainnya. Kompetisi inovasi internasional ini diikuti oleh berbagai negara, seperti Indonesia, Malaysia, Singapore, India, Korea, USA, dan Sri Lanka. Dr. Tania berhasil meraih medali emas dalam ajang World Invention and Technology Expo (WINTEX) 2018 dengan karya mereka, Dr. Tania.

Dalam kegiatan WINTEX 2018, awalnya Dr. Tania hanya ingin ditunjukkan kepada para investor tanpa mengikuti kompetisi. Saat itu kami cuma tahu Lembaga Pengembangan Inovasi dan Kewirausahaan Institut Teknologi Bandung (LPIK-ITB) punya jatah 10 stand buat expo. Kami gak tahu kalau ini kompetisi. Ternyata sampai di sana ada lembar penilaian juri, ujar Pebriani.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement