Jumat 09 Mar 2018 13:11 WIB

Bapeten-ITS Jalin Kerja Sama Bidang Tenaga Nuklir

ITS punya tenaga ahli yang mumpuni untuk mengembangkan teknologi nuklir.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Esthi Maharani
Nuklir
Nuklir

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten) bersama Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya menjalin kerja sama dalam bidang tenaga nuklir. Kepala Badan Pengawas Nuklir Jazi Eko Istianto menyatakan, kerja sama dijalin karena ITS memiliki sumber daya manusia yang banyak dan tenaga ahli yang mumpuni untuk mengembangkan teknologi nuklir.

"Tenaga ahli di Kampus ini, saya rasa mampu berkontribusi dalam pengetahuan tentang nuklir," kata Eko dalam siaran persnya, Jumat (9/3).

Eko mencontohkan di Negara Denmark, negara kecil yang mampu memasang jaringan sensor dan stone untuk memantau seluruh wilayah lingkungan. Tujuannya ialah untuk mengetahui energi besar yang terdapat di negara tersebut.

"Tenaga besar itu ternyata nuklir. Mereka sudah berhasil memanfaatkannya. Indonesia sebagai negara besar sepatutnya bisa, ujar Eko.

Eko juga menjelaskan, saat ini terdapat enam pelabuhan di Indonesia yang dipasangkan RPM (Radiasi Portal Monitor). Pemasangan RPM dimaksudkan untuk mengawasi dan mencegah zat radioaktif dan bahan nuklir keluar masuk Indonesia. Dalam pengawasan ini, kata dia, diperlukan beberapa peneliti dari Departemen Teknik Industri yakni untuk memberikan saran terhadap tingkat efektifitas dan efisiensi dalam pembuatan RPM ini.

Menanggapi permintaan Bapeten, Joni Hermana selaku rektor ITS menuturkan, nuklir tak selamanya hanya untuk energi dan senjata. Melainkan juga untuk pendidikan, penelitian, dan perkembangan di berbagai bidang.

ITS sangat berterima kasih karena diberi kesempatan untuk bisa bergabung dalam terobosan perkembangan teknologi nuklir Indonesia, ujar Guru Besar Departemen Teknik Lingkungan tersebut.

Joni juga mengemukakan, saat ini ITS sedang fokus terhadap enam bidang penelitian. Keenam bidang yang dimaksud adalah bidang kemaritiman, bidang energi, bidang pemukiman lingkungan, bidang ICT (Ilmu Komunikasi dan Teknologi), bidang material nano teknologi, serta bidang kebumian dan manajemen bencana.

"Maka tenaga nuklir bisa masuk ke dalam salah satu atau dua dari enam bidang tersebut kata Joni.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement