Kamis 01 Feb 2018 15:08 WIB

Mahasiswa Unair Menang Olimpiade Karya Tulis Ilmiah di Turki

Makalah itu tentang kerja sama penggunaan energi nuklir antara Indonesia dan Turki.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Gita Amanda
Mahasiswa prodi Fisika, Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga Moh. Wahyu Syafi'ul Mubarok (kedua kanan) mendapat penghargaan setelah meraih juara I dalam ajang olimpiade karya tulis ilmiah dan simposium internasional di Turki.
Foto: Humas Unair
Mahasiswa prodi Fisika, Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga Moh. Wahyu Syafi'ul Mubarok (kedua kanan) mendapat penghargaan setelah meraih juara I dalam ajang olimpiade karya tulis ilmiah dan simposium internasional di Turki.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Mahasiswa program studi (prodi) Fisika, Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga Moh. Wahyu Syafi'ul Mubarok berhasil meraih juara I dalam ajang olimpiade karya tulis ilmiah dan simposium internasional. Olimpiade karya tulis ilmiah tersebut diadakan oleh Perhimpunan Pelajar Indonesia di Turki.

Dalam ajang tersebut, Wahyu mampu menyisihkan 36 judul makalah yang masuk ke panitia. Ia lantas berkesempatan mempresentasikan makalahnya di Baglarbasi Cultural Center, Istanbul, Turki. Di sana, ia melakukan presentasi bersama dua mahasiswa lain, yakni Nindya Kharisma Cahyaningtyas dari Universitas Indonesia, dan Tiara Puspita dari Eskisehir Osmangazi University.

"Senang dan masih nggak percaya (mendapatkan juara I)," ujar mahasiswa angkatan 2016 itu ketika ditanya perihal perolehan juara yang ia dapat, seperti dalam siaran pers yang diterima Republika.co.id, Kamis (1/2).

Simposium yang berlangsung sejak 20-28 Januari itu dihadiri oleh mahasiswa yang menempuh studi di Turki. Mereka berasal dari berbagai negara, seperti Malaysia, Mesir, Afrika, Turki, dan Indonesia.

Di Istanbul, Wahyu mempresentasikan makalah dengan judul "Uji Coba Nuklir Turki di Pulau Terluar Indonesia". Makalah itu berisi tentang kerja sama penggunaan energi nuklir antara Indonesia dan Turki mengenai pemenuhan energi di masa yang akan datang.

"Penggunaan energi nuklir itu dilihat dari aspek SDM, SDA, kebijakan pemerintah Indonesia dan Turki, serta mega proyek Tiongkok one belt one road," kata Wahyu.

Tujuan besar kerja sama itu, lanjut Wahyu, adalah kedaulatan pulau di Indonesia dengan landasan poros maritim 2020. Sedang bagi Turki, dapat memenuhi cita-cita Turki tahun 2023 di bidang energi.

Selain memperoleh Juara I, Wahyu belajar banyak hal di Turki. Ia juga sempat berkeliling kota. Di Istanbul, ia sempat berkunjung ke kompleks Hagia Sophia, Taksim, Galata Tower, Bosphorus Tour, Basilica Cistern, Suleymaniye, dan beberapa universitas di Istanbul.

"Kami juga diajak ke Bolu, kota kecil di antara Istanbul dan Ankara, untuk lihat salju tebal di Bukit Golcuk. Kemudian ke Ankara, ke KBRI Ankara, sampai ke Anitkabir," kata Wahyu.

Selain itu, Wahyu juga diundang untuk siaran di Radyo SES 92,7, sebuah radio milik pemerintah Turki. Di sana, ia berbagi ide dan pengalaman tentang makalah yang ia tulis.

"This is my first time (ini pertama kalinya saya) ke luar negeri. Disamping cita rasa masakan Turki yang aneh, Turki menawarkan kesan akan keagungan sejarah yang masyhur sepanjang zaman, dan layak untuk dijelajahi sekali sebelum mati," ujar Wahyu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement