Sabtu 27 Jan 2018 20:34 WIB

UI Ciptakan Listrik untuk Daerah Terpencil

Satu unit TaLis dapat menyuplai satu kebutuhan rumah di perdesaaan.

Universitas Indonesia
Universitas Indonesia

REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Dosen Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Indonesia Chairul Hudaya dan Iwa Garniwa menciptakan sebuah solusi bagi permasalahan listrik di daerah terisolasi dan tertinggal di Indonesia dengan nama Tabung Listrik (TaLis).

"Dengan demikian, kebutuhan listrik tidak lagi tergantung pada sistem transmisi jarak jauh dari sumber pembangkit listrik raksasa," kata Kepala Humas dan KIP UI Dr Rifelly Dewi Astuti, Sabtu (27/1)

Dalam konsep TaLis, energi listrik bisa disimpan dalam sebuah media penyimpanan energi (baterai) untuk selanjutnya dipakai mengoperasikan peralatan elektronik. Dalam melakukan pengisian ulang, TaLis dapat diisi di stasiun pengisian energi listrik (SPEL) dan didistribusikan, seperti ditribusi Tabung LPG. Pengisian ulang dapat dilakukan dalam waktu yang relatif singkat, selama 4 jam.

Ia menjelaskan bahwa satu unit TaLis dapat menyuplai satu kebutuhan rumah di perdesaaan. Ini adalah sebuah bentuk inovasi bagi dunia listrik Indonesia yang masih sangat bergantung pada metode konvensional dalam melakukan distribusi listrik.

"Dengan bentuknya yang ringan dan portabel, TaLis dapat menyimpan 630 Wh energi listrik berbasis baterai lithium-ion serta mudah dipakai karena menggunakan sistem plug and play," jelasnya.

Tidak hanya itu, TaLis juga tidak memerlukan kWh meter dan jaringan distribusi listrik sehingga harganya menjadi murah. Semua ini menjadi keunggulan TaLis dalam menjadi sebuah media penghantar listrik bagi daerah-daerah yang terisolasi dan belum terdapat jaringan listrik.

Selama ini, guna memenuhi pasokan listrik di Indonesia, pemerintah biasanya menggunakan pembangkit listrik dalam skala besar untuk kemudian dipasok ke tengah masyarakat menggunakan kabel.

Pembangunan pembangkit listrik baru serta tata kelengkapan listrik lainnya, tentu bukan persoalan yang mudah karena terkait dengan persoalan perizinan, pembebasan lahan, tata ruang, dan pendanaan. Hal ini yang menyebabkan biaya penyediaan listrik di Indonesia menjadi sangat mahal.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement