Selasa 23 Jan 2018 17:05 WIB

FRI: Kemenristekdikti Terkesan tak Serius Tangani Kekosongan

Beberapa PTN yang mengalami kekosongan pemimpin yang kemudian digantikan oleh Plt.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Winda Destiana Putri
Rektor melantik sarjana dalam sebuah wisuda, ilustrasi
Foto: unpad.ac.id
Rektor melantik sarjana dalam sebuah wisuda, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Forum Rektor Indonesia (FRI) menilai Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) terkesan tidak serius menangani kekosongan pemimpin atau rektor di suatu perguruan tinggi negeri (PTN). Sebab, hingga kini ada beberapa PTN yang mengalami kekosongan pemimpin yang kemudian digantikan oleh Pelaksana Tugas (Plt).

Dewan Pertimbangan FRI Prof Rochmat Wahab menerangkan, kekosongan pimpinan atau rektor perguruan tinggi bukan hanya terjadi di Universitas Negeri Jakarta (UNJ) tapi juga dibeberapa PTN lain. Misalnya Universitas Trisakti, Universitas Palangkaraya, dan lainnya.

 

"Yang saya tahu, seperti Universitas Mataram, Unima atau Universitas Manado pernah terjadi kekosongan posisi rektor yang cukup lama. Itu memberi efek tidak baik bagi kultur perguruan tinggi. Jadi seberapa kompleks pun masalahnya, ya harus bisa diselesaikan," tegas Rochmat kepada Republika, Selasa (23/1).

 

Karena itu, dia pun mendorong Kemenristekdikti untuk menyusun jadwal pergantian rektor PTN se-Indonesia dengan lebih baik lagi. Penyusunan jadwal tersebut juga bertujuan untuk memastikan proses pemilihan rektor bisa selesai tepat dengan waktu lengsernya rektor yang lama.

 

Selain itu, dia juga menekankan, Kemenristekdikti perlu melakukan pengecekan terhadap kualitas senat perguruan tinggi. Karena senat juga berperan penting dalam pemilihan dan penentuan rektor.

 

"Harus cek senat-senat itu apakah memiliki syarat atau tidak. Ini fungsinya untuk menghilangkan motif tertentu dalam pemilihan rektor," jelas Rochmat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement