Jumat 22 Dec 2017 15:51 WIB

Belajar dari Jepang Soal Penanganan Pengungsi Disablitas

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Esthi Maharani
UGM-Kobe University Gelar Seminar Kebencanaan
Foto: Wahyu Suryana / Republika
UGM-Kobe University Gelar Seminar Kebencanaan

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Pakar Pedriatic Kobe University Jepang, Prof Sathosi Takada, menghadiri the 13th International Seminar of Disaster di Yogyakarta. Dalam paparannya, ia membagikan penanganan kebencanaan Jepang, khususnya terhadap anak-anak.

Salah satu bencana yang dipaparkan yaitu gempa bumi yang mengakibatkan tsunami pada 2011 lalu. Satoshi turut menampilkan video amatir yang sempat didokumentasikan masyarakat Jepang kala itu.

"Masih banyak orang yang tidak bisa menyelamatkan diri," kata Satoshi di University Club (UC) Hotel, Kamis (21/12)

Padahal, peringatan dini sudah dikeluarkan dan diberitakan luas kepada masyarakat, masih banyak orang yang tidak bisa menyelamatkan diri. Setelah itu, slide-slide yang dipaparkan Satoshi banyak menampilkan penanganan kebencanaan di Jepang. Ia pun menjelaskan penanganan-penanganan masyarakat terdampak maupun pengungsi yang pernah diikutinya, baik yang ada di Jepang maupun Indonesia. Salah satu yang menarik perhatian yaitu penanganan terhadap pengungsi disabilitas.

"Mempersiapkan penanganan bencana untuk disabilitas juga sangat penting," ujar Satoshi.

Menurut dia, persiapan itu seharusnya sudah dicontohkan rumah-rumah sakit maupaun lembaga kesehatan seperti puskesmas. Satoshi menerangkan, kebiasaan itu akan menular kepada masyarakat luas, termasuk saat bencana terjadi. Dalam materinya, ia menampilkan pula hiburan-hiburan yang diberikan petugas-petugas di Jepang ketika terjadi bencana. Termasuk, pemberian materi-materi sekolah kepada anak di tempat-tempat pengungsian.

"Kita berkolaborasi dengan banyak elemen, pemadam kebakaran," kata Satoshi.

Ia menambahkan, Jepang dan Indonesia memiliki potensi bencana yang hampir sama. Menurut Satoshi, tepat rasanya Jepang dan Indonesia berbagi pengalaman penanganan kebencanaan, termasuk perawat-perawatnya yang memiliki peran vital saat bencana.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement