Selasa 19 Dec 2017 16:23 WIB

Budaya Menulis Ilmiah di Kalangan Pelajar Masih Rendah

Rep: Riga Nurul Iman/ Red: Dwi Murdaningsih
Reviewer memberikan tips karya ilmiah dapat menembus publikasi internasional.
Foto: Dok STMIK Nuri
Reviewer memberikan tips karya ilmiah dapat menembus publikasi internasional.

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Budaya menulis ilmiah di kalangan pelajar dan mahasiswa di Kota Sukabumi dinilai masih rendah. Sebab, di wilayah tersebut jarang diselenggarakan lomba karya tulis ilmiah.

Bahkan, bila digelar lomba menulis ilmiah seperti di ajang Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) pun jumlah pesertanya cukup minim. Hal ini terlihat pada ajang MTQ tingkat Kota Sukabumi ke-38 yang digelar pada Selasa (19/12).

"Animo pelajar dan mahasiswa unuk menulis ilmiah masih rendah," ujar Ahmad Dzaki, yang merupakan Ketua Dewan Juri Lomba Musabaqah Makalah Alquran (MMQ) di ajang MTQ Sukabumi kepada Republika.co.id.

Hal ini disampaikan di sela-sela kegiatan lomba MMQ MTQ tingkat Sukabumi di SDN Gentra Masekdas, Kecamatan Warudoyong. Menurut Dzaki, setiap tahunnya memang jumlah peserta menulis ilmiah di ajang MTQ masih rendah. Contohnya, kata dia pada 2017 ini dari kuota peserta sebanyak 14 orang ternyata jumlah pelajar dan mahasiswa yang mengikuti lomba hanya sebanyak tujuh orang.

Panitia, kata Dzaki, sebenarnya telah mewajibkan semua kecamatan untuk mengirimkan perwakilan. Dalam pelaksanaanya ada beberapa kecamatan yang tidak mengirimkan pelajar maupun mahasiswa untuk mengikuti lomba karya tulis ilmiah dengan tema Islam.

Dari catatan yang diperoleh kecamatan yang tidak mengirimkan perwakilan adalah Cikole, Cibeureum, dan Warudoyong. Padahal di daerah tersebut terdapat sejumlah kampus dan sekolah unggulan.

Kondisi tersebut lanjut Dzaki, disebabkan jarangnya ajang perlombaan karya tulis ilmiah di Kota Sukabumi. Akibatnya, para pelajar dan mahasiswa tidak terbiasa dengan perlombaan semacam itu. Seharusnya, Pemkot Sukabumi memberikan perhatian khusus dalam penyelenggaran lomba karya tulis ilimiah.

Dzaki mengungkapkan, pelatihan mengenai metode penulisan ilmiah juga harus ditingkatkan di kalangan pelajar dan mahasiswa. Langkah ini dilakukan agar semakin banyak pelajar yang paham bagaimana menulis yang benar dan baik.

Di sisi lain Dzaki menerangkan, dalam ajang MMQ  tahun ini para peserta diberikan satu tema mengenai konsepsi Alquran tentang Revolusi Mental. Mereka diberikan waktu selama empat jam untuk menulis karya ilmiah tersebut menggunakan laptop.

Sebelumnya pelaksanaan MTQ tingkat Kota Sukabumi ke-38 resmi digelar mulai Senin (18/12). Istimewanya kegiatan tersebut baru kali ini dilakukan berbasis wilayah yakni digilir per kecamatan.

MTQ ke-38 ini baru pertama kali dalam sejarah di Sukabumi dilaksanakan berbasis wilayah, ujar Wakil Wali Kota Sukabumi Achmad Fahmi ketika membuka acara MTQ di Kampus Politeknik Sukabumi. Sesuai kesepakatan lanjut dia penyelenggara terbaik dalam MTQ tingkat kecamatan akan menjadi penyelenggara MTQ di tingkat kota.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement