Selasa 05 Dec 2017 07:27 WIB

Teknologi IFish dari UGM Juara Kompetisi di Asia Pasifik

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Dwi Murdaningsih
Aplikasi IFish buatan mahasiswa UGM.
Foto: republika/wahyu suryana
Aplikasi IFish buatan mahasiswa UGM.

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Tim iFsih dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Indonesia berhasil menjadi juara satu kompetisi Japan Global Problem Solver Challenge 2017. Kompetisi diselenggarakan Cisco Networking Academy Asia Pacific pada 30 November 2017 lalu.

Tim beranggotakan Anindityo Agung Baskoro dari Teknik Mesin dan Muhammad Nur Ardian dari Teknik Mesin, Monika Sekar dari Manajemen dan Fajar Sidik Abdullah Kelasa alumni Teknik Mesin. Mereka mengusung gagasan pengembangan iFish atau Internet of Fishery System.
 
Predikat juara pertama didapatkan usai menyisihkan 132 tim lain yang berhasil lolos dari berbagai negara di Asia Pasifik. Tim UGM berhasil mengalahkan tiga tim dari Filipina, dan satu tim dari Singapura di putaran final.
 
"Bangga tentunya dapat mengharumkan nama UGM di tingkat internasional," kata Monika di Rektorat UGM, Senin (4/12).
 
Ia menyampaikan, dalam kompetisi tersebut seluruh peserta ditantang untuk mencari solusi untuk mengatasi permasalahan sosial di masyarakat dengan memanfaatkan teknologi internet. Dari 133 konsep gagasan yang masuk dipilih lima besar melajut ke babak final.
 
Monika merasa, Tim UGM menang karena ide pengintegrasian teknologi intensive aquaculture dengan pertanian ikan lokal melalui sistem iFish dinilai mampu membantu petani ikan dalam meningkatkan produktivitas perikanannya. Teknologi ini mampu memberi informasi detail.
 
Informasi yang munculpun secara real time kondisi di kolam meliputi oksigen terlarut, pH dan temperatur di kolam. Namun, ia mengingatkan, musim dan kondisi di luar kolam sangat mempengaruhi dalam budidaya ikan.
 
"Harapannya, dengan informasi tersebut para petani bisa tahu kondisi kolam dan membudidayakan ikan yang sesuai, sehingga hasil panen lebih optimal," ujar Monika.
 
Fajar menambahkan, iFish tersusun atas microbubble diffuser, submersible pump, mikrokontroler dan router internet. Hal itu masih dilengkapi dengan tiga buah sensor yaitu sensor temperatur, sensor pH dan sensor oksigen terlarut.
 
"Akan ada notifikasi yang dikirimkan ke ponsel ataupun komputer yang terhubung dengan sistem di kolam, sehingga petani bisa mengetahui kondisi kolam secara langsung," kata Fajar.
 
Selain itu, iFish dikembangkan dengan sejumlah fitur yang tidak hanya memberi informasi terkait kondisi kolam saja. Namun, dilengkapi pula dengan fitur pendukung yang tampilkan data dan grafik bulanan kondisi kolam serta forum komunikasi antar petani ikan.
 
Atas prestasi yang diraih, tim iFish UGM mendapat kesempatan melakukan kunjungan ke Cisco Innovation Hub di Sidney, Australia, pada Februari 2018. Mereka akan mendapatkan monitoring secara langsung dari Cisco dalam pengembangan iFish.
 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement