Jumat 24 Nov 2017 19:05 WIB

Mahasiswa ITS Ditantang Ciptakan Teknologi Pengebor Minyak

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Dwi Murdaningsih
Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar memberikan pemaparan tentang regulasi harga gas Indonesia saat acara Indonesia Gas and LNG Buyers Summit di Jakarta, Selasa (21/11).
Foto: Yasin Habibi/ Republika
Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar memberikan pemaparan tentang regulasi harga gas Indonesia saat acara Indonesia Gas and LNG Buyers Summit di Jakarta, Selasa (21/11).

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arcandra Tahar menantang mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya untuk menciptakan teknologi pengebor minyak. Alat tersebut menurutnya harus bisa menghasilkan minyak minimal 20 persen dari keseluruhan minyak yang ada di Indonesia.

"Saya ingin tantang mahasiswa ITS untuk bisa menciptakan teknologi yang mampu menghasilkan pengeboran yang mampu menghasilkan minyak minimum 20 persen dari keseluruhan minyak yang ada di Indonesia," kata Arcandra saat mengisi kuliah tamu di Auditorium Sinar Mas, Departemen Teknik Industri ITS, Jumat (24/11).

Dalam materinya, Arcandra juga menjelaskan kondisi minyak cadangan di Indonesia yang semakin hari semakin menipis. Saat ini, kata dia, kondisi minyak di Indonesia hanya sekitar 3,3 miliar barel dan menduduki peringkat kedua terbawah di dunia.

Melihat kondisi ini, lanjut Arcandra, kemungkinan besar Indonesia dapat memproduksi minyak hanya sekitar 11 tahun ke depan. Meski begitu, menurutnya kondisi tersebut bisa diperbaiki jika ada teknologi terbaru yang dapat menyerap minyak Indonesia secara keseluruhan.

"Selama ini pengeboran belum secara keseluruhan bisa menyerap minyak. Yang terserap hanya sebagian," ujar Arcandra.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement