Senin 20 Nov 2017 12:28 WIB

Politeknik Untag Luncurkan Mobil Listrik Pertama

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Dwi Murdaningsih
Mobil listrik Politeknik Untag.
Foto: republika/dadang kurnia
Mobil listrik Politeknik Untag.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Mahasiswa Politeknik Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) yangbl tergabung dalam Tim Aurora meluncurkan mobil listrik pertamanya di depan gedung Politeknik Untag Surabaya, Jalan Semolowaru, Menur Pumpungan, Sukolilo, Surabaya, Senin (20/11). Mobil listrik yang diluncurkan rencananya akan diikutsertakan dalam kompetisi mobil listrik Indonesia (KMLI) di Politeknik Bandung pada 23 - 25 November.

Ketua Tim Aurora Muhammad Airul Ayub menjelaskan, keunikan mobil listrik yang dibuat bersama 9 orang mahasiswa lainnya. Keunikan tersebut adalah, mobil lostrik yang diciptakan memiliki fitur canggih berupa Regenerative Breaking System, yang dapat mengubah energi kinetik menjadi energi listrik ketika melakukan pengereman.
 
"Atau dengan kata lain baterai akan ter-charge sewaktu pengemudi mengerem kendaraan," kata mahasiswa semester V Teknik Listrik Industri tersebut.
 
Airul menyatakan, teknologi tersebut akan menambah kemampuan tempuh kendaraan hanya dalam sekali charge. Menurutnya, jika baterai mobil listrik tersebut terisi penuh, akan cukup untuk menempuh jarak sekitar 30 kilometer.
 
Keunggulan lain yang terdapat dalam mobil listrik tersebut adalah suspensinya yang menggunakan suspensi independen. Sehingga, ketika melewati jalanan bergelombang pun, tidak akan terasa adanya goncangan. Diharapkan pengendara lebih nyaman dengan digunakannya suspensi independen ersebut.
 
Selain itu, terdapat dua motor listrik yang digunakan untuk menggerakkan roda. Artinya, satu motor listrik menggerakkan satu roda. "Di sini memang sempat menemukan kesulitan. Jadi menyeimbangkan power steeringnya agak susah karena pakai dua motor itu," ujar Airul.
 
Direktur Politeknik 17 Agustus 1945 Surabaya Gatut Budiono menjelaskan, perakitan mobil listrik tersebut tidak lah sebentar. Apalagi, mobil listrik yang diciptakan benar-benar dirakit dari nol, dan bukan modifikasi.
 
Untuk melakukan riset soal penghitungan rangka, desain, dan kapasitas mobil listrik tersebut memakan waktu sekitar enam bulan. Sementara untuk perakitan atau pabrikasi, diperlukan waktu kurang lebih dua bulan. "Jadi total waktu pembuatan mobil tersebut dari awal sampai jadi itu sekitar 8 bulan," ujar Gatut.
 
Saat ini, kata Gatut, mobil listrik yang diciptakan anak asuhnya mampu melaju hingha kecepatan 70 kilometer per jam. Adapun, biaya yang dihabiskan untuk merakit mobil listrik tersebut, sekitar Rp 70 juta.
 
"Mobil listrik ini masih memerlukan perbaiolkan dan inovasi. Ini lah yang menjadi tonggak riset berikutnya. Sehingga bertambah tahun menjadi lebih sempurna dan bisa produksi masal, bukan hanya prototype," ujar Gatut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement