Kamis 16 Nov 2017 16:46 WIB

Menristekdikti Wacanakan Program Fast Track di Semua Kampus

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Dwi Murdaningsih
Menristekdikti sempat memberikan kuliah umum di Universitas Teuku Umar beberapa waktu lalu.
Foto: ANTARA FOTO/Syifa Yulinnas
Menristekdikti sempat memberikan kuliah umum di Universitas Teuku Umar beberapa waktu lalu.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Riset, Teknologi dan Perguruan Tinggi (Kemenristekdikti) Mohamad Nasir mewacanakan program fast track di semua perguruan tinggi Indonesia. Program tersebut dapat menjadi terobosan bagi mahasiswa potensial, untuk mempercepat study-nya.

"Saya hanya mengkalkusikan pendidikan yang harus ditempuh kita itu sangat lama. S1 empat tahun, belum untuk lanjut S2, dan selanjutnya, itu sangat lama. Nantinya program ini bisa cetak doktor muda," kata Nasir usia menghadiri World Class Professor di Hotel Kartika Candra, Jalan Gatot Soebroto pada Kamis (16/11).

Nasir mengatakan, program fast track S1 hanya bisa ditempuh dalam waktu tiga tahun, dengan menyinergikan pembelajaran di semester tujuh pada jenjang S2. Sehingga, jenjang S2 dapat diselesaikan dalam waktu hanya satu tahun. Berikutnya, dikatakan Nasir, tesis mahasiswa S2 akan diarahkan agar sesuai jenjang study S3.

"Dengan percepatan itu, dari S1 sampai S3 bisa menghemat waktu belajar beberapa tahun. Jadi maksimal di usia 25 tahun mahasiswa itu sudah mendapat gelar doktor," kata dia.

Dengan begitu, Nasir berharap, kekurangan peneliti atau professor saat ini bisa diatasi dengan percepatan tersebut. Meski begitu, Nasir mengaku belum bisa menjabarkan lebih jela mengenai teknis program fast track tersebut. Namun, dengan adanya program visiting World Class Professor (WCP) 2017 pada Kamis (16/11) bisa membangun relasi kerjasama dengan universitas di luar negeri. Hal itu dinilai penting, sebab menurut dia, banyak yang melanjutkan program S2 atau S3 ke luar negeri.

"Sebenarnya di Indonesia juga sudah ada (program fast track) seperti di UI, UGM. Tapi nanti saya akan koordinasikan lagi dengan perguruan tinggi terkait program ini," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement