Selasa 31 Oct 2017 12:49 WIB

Mahasiswa ITB Buat Robot Pesawat Unik, Ini Kecanggihannya

Rep: Zuli Istiqomah/ Red: Dwi Murdaningsih
Robot terbang buatan mahasiswa ITB.
Foto: ITB
Robot terbang buatan mahasiswa ITB.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Mahasiswa Institut Teknologi Bandung yang tergabung dalam Tim Akash Adhyaksa berhasil menciptakan robot pesawat. Robot ini merupakan inovasi pesawat nirawak yang berfungsi sebagai alat pengawas atau monitoring.

Tim yang terlibat membuat pesawat, ialah mahasiswa Teknik Dirgantara. Mereka adalah, Nathan,Tobias Samuel, Tegar Satria, Reza Prama, Nurhayyan, Rizqina Rifqi, Sofia Karina, Rahmat Aria, Ahmad Fadlillah, M. Naufalino Fadel, Navila Akhsanil, Muhammad Hanif, Irsyad Lukman, Azizul Hanif, Luthfi Irawan, Umar Al- Faruqi, serta Tjia Johan.

Robot pesawat yang diciptakan juga dinilai cukup unik. Jika umumnya pesawat terbang memiliki sayap kaku yang tidak bisa dilipat, lain dengan pesawat buatan ini. Pesawat ini bisa dilipat sehingga disebut pesawat lipat.

Salah satu anggota tim, Nathan mengungkapkan, pesawat tersebut memiliki keunikan tersendiri. Pesawat ini memiliki empat sayap. Keempat sayap pesawat dirancang dengan spesifik dan bisa diliipat. Bahkan pesawat tersebut bisa dimasukan ke dalam tabung khusus.

Jadi, ketika akan diluncurkan, pesawat tidak perlu dikeluarkan dari tabung, pesawat bisa langsung meluncur terbang langsung dari dalam tabung.

"Tepat setelah peluncuran pesawat berlangsung, dua sayap depan terbuka dan disusul dengan dua sayap belakangnya, termasuk bagian vertical tale-nya juga. Konsep desain putaran sayapnya lebih ke torsional spring," katanya seperti dalam siaran pers yang diterima Republika.co.id dari Lembaga Kemahasiswaan ITB, Selasa (31/10).

Dari sisi sistem, Nathan menyebutkan timnya memakai coordinated airway system, dimana pesawat terkoneksi satu sama lain. Tidak hanya bisa memakai satu pesawat namun bahkan dua hingga tiga pesawat. Biasanya, hanya satu pesawat yang bisa terkoneksi langsung dengan pengontrol pesawat. Namun pada pesawat buatan timnya, semua pesawat bisa menangkap data dan saling terkoneksi satu sama lain dengan sistem kontrolnya, melalui WIFI.

Pesawat ini pun memiliki fungsi monitoring yang andal. Dalam pengkolektifan data dari ketinggian serta perbukitan, bisa juga menggunakan pesawat ini. Monitoring data bisa langsung dilakukan dari atas dengan lebih cepat dan akurat. Pesawat pun bisa melakukan fungsi live streaming serta diformasikan untuk melakukan atraksi tertentu.

Inovasi ini berhasil menyabet prestasi dalam kompetisi Kontes Robot Terbang Indonesia (KRTI) 2017 yang diadakan pada 16-21 Oktober lalu. Tim ini berhasil meraih Juara 2 untuk kategori Technology Development. Pada kompetisi kali ini, penilaian dititik beratkan pada kreativitas ide dan inovasi yang ditawarkan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement