Selasa 10 Oct 2017 19:44 WIB

'Teknologi Informasi Sebabkan Peran Perempuan Berubah'

Prof Partini saat memberikan sambutan dalam acara ramah tamah dan syukuran usai acara pidato pengukuhannya sebagai Guru Besar Sosiologi Fisipol UGM di Hall Fisipol UGM, Yogyakarta, Selasa (10/10).
Foto: Republika/Fernan Rahadi
Prof Partini saat memberikan sambutan dalam acara ramah tamah dan syukuran usai acara pidato pengukuhannya sebagai Guru Besar Sosiologi Fisipol UGM di Hall Fisipol UGM, Yogyakarta, Selasa (10/10).

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Teknologi informasi dan komunikasi menyebabkan terjadinya perubahan peranan dan perilaku manusia, khususnya perempuan. Perkembangan ideologi gender sebagai dampak dari gerakan feminis dan berkembangnya teknologi advanced berdampak signifikan pada perubahan sikap dan perilaku perempuan serta institusi yang mewadahi aktivitas tersebut. 

"Teknologi yang awalnya diciptakan untuk membantu manusia, dalam perkembangannya justru mendominasi kehidupan manusia sebagai penciptanya," ujar Prof Partini, dalam pengukuhannya sebagai Guru Besar Sosiologi Fisipol UGM, di Balai Senat UGM, Yogyakarta, Selasa (10/10).

Menurut Partini, pemanfaatan teknologi advanced yang terwujud dalam smartphone menghadirkan perubahan perilaku dan pola pergaulan dalam segala kehidupan. "Keterasyikan perempuan dalam penggunaan teknologi ini menyebabkan pengabaian banyak hal, termasuk dalam menjalankan peran sosial yang menjadi tanggung jawabnya," ujar Partini.

Partini juga mengungkapkan, penggunaan teknologi informasi juga telah membuka peluang bagi perempuan untuk terlibat pada pekerjaan berbasis teknologi. Pemanfaatan teknologi informasi selain membutuhkan kecerdasan juga membutuhkan ketekunan dan ketelitian.  "Kedua karakter terakhir tersebut cenderung dimiliki perempuan, sehingga peranan perempuan dalam mata pencaharian berbasis teknologi semakin menonjol," kata Partini.

Teknologi advanced yang telah masuk ke ruang personal, ujar Partini, berperan besar dalam memproduksi dan mereproduksi nilai-nilai baru yang mempengaruhi tindakan seseorang secara personal dan sosial. "Jika sebelumnya perempuan tidak berani bicara dan mengemukakan pendapat di depan publik, dengan dukungan teknologi kini menjadi lebih berani," tuturnya.

Partini berpendapat, pergeseran peranan perempuan tersebut akan menjadi tantangan sekaligus harapan bagi generasi millenial. Dalam kondisi yang demikian, kata dia, tantangan perempuan generasi millenial adalah menjaga dan meningkatkan eksistensi mereka di berbagai bidang. "Namun harus tetap menjaga keharmonisan rumah tangga, serta dapat berkontribusi dalam pekerjaan dan lingkungan masyarakat," ujarnya.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement