Rabu 27 Sep 2017 11:51 WIB

Empat Departemen ITS Diusulkan Sertifikasi AUN-QA

Rep: Binti Sholikah/ Red: Winda Destiana Putri
Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya
Foto: wikipedia
Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Suabaya kembali mengusulkan empat departemen untuk mendapatkan sertifikasi dari ASEAN University Newtwork - Quality Assessment (AUN-QA) tahun ini. Dua tahun sebelumnya, sebanyak delapan departemen ITS telah meraih sertifikasi AUN-QA.

Keempat departemen yang disertifikasi kali ini adalah Fisika, Teknik Mesin, Teknik Perkapalan, dan Sistem Informasi. Sebanyak 10 asesor dari AUN-QA melakukan visitasi langsung ke kampus ITS untuk memberikan penilaian terhadap keempat departemen tersebut. Visitasi dilakukan selama tiga hari mulai 26-28 September 2017. Mereka disambut oleh Rektor ITS Joni Hermana beserta jajaran pimpinan ITS di Rektorat ITS, Selasa (26/9).

Joni Hermana mengatakan, sertifikasi AUN-QA berguna untuk menguatkan posisi ITS sebagai perguruan tinggi yang bisa bersaing di level Asia Tenggara. Sehingga nantinya ITS mendapat pengakuan terbaik secara kualitas pendidikan di kawasan negara-negara ASEAN. "Apalagi saat ini Indonesia tengah memasuki Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), jadi ITS perlu mempersiapkan sumber daya manusia yang memiliki kualitas setara negara-negara lain di Asia Tenggara yang sudah standard ASEAN," kata Joni seperti tertulis dalam siaran pers yang diterima Republika.

Guru Besar Teknik Lingkungan ITS tersebut menambahkan, sertifikasi AUN-QA ini akan memberikan manfaat yang sangat baik terutama pada lulusan ITS. "Lulusan ITS yang berasal dari departemen yang tersertifikasi AUN-QA akan lebih mudah bersaing dalam mencari pekerjaan seperti dunia industri, khususnya untuk persaingan di Asia Tenggara," jelasnya.

Sementara itu,Executive Director AUN,Nantana Gajaseni, mengatakan sertifikasi AUN-QA ini digunakan untuk meningkatkan kualitas pendidikan perguruan tinggi di Indonesia secara internasional. Sertifikasi ini bukan berarti sebuah akreditasi, melainkan memberikan sertifikat pada departemen yang mengalami peningkatan kualitas dan sesuai standard AUN-QA, jelas perempuan yang juga ketua tim asesor AUN-QA tersebut.

Berbeda dengan sebelumnya yang menggunakan 15 kriteria, penilaian peningkatan kualitas melalui AUN-QA kali ini menggunakan 11 kriteria untuk mengukur kesiapan tiap departemen. Kriteria tersebut di antaranya, Expected Learning Outcomes, Programme Specification, Programme Structure and Content, Teaching and Learning Approach, Student Assessment, Academic Staff Quality, Support Staff Quality, Student Quality Support, Facilities and Infrastructure, Quality Enhancement, dan Output.

"Proses observasi akan dimulai dengan melihat kurikulum perkuliahan. Dalam sertifikasi AUN-QA ini, kualitas tiap departemen akan dibuat lebih baik dari sebelumnya," imbuh Nantana.

Departemen yang telah menerima akreditasi dari BAN-PT, akan diberikan masukan peningkatan kualitas oleh AUN-QA dalam lingkup ASEAN. Sehingga ke depannya kualitasnya bisa meningkat hingga bersaing di tingkat dunia.

Nantana juga menyatakan bangga dengan ITS karena peningkatan kualitas departemen di ITS cukup baik, salah satu contohnya ialah Departemen Teknik Industri. "Setelah menerima sertifikasi AUN-QA pada tahun 2015, Departemen Teknik Industri semakin meningkatkan kualitas lewat sertifikasi tingkat dunia yakni Accreditation Board for Engineering and Technology (ABET) dari Amerika Serikat," ucap perempuan asal Thailand tersebut.

Harapannya, lewat AUN-QA semua departemen di ITS bisa mendapatkan sertifikasi dunia. Meski demikian, hingga saat ini, belum ada monitoring dari AUN-QA untuk sertifikasi yang berdurasi lima tahun ini. Tapi ke depannya, untuk melanjutkan sertifikasi tersebut rencananya dilakukan penilaian peningkatan kualitas sesuai kriteria yang berlaku nantinya. Sebelas kriteria yang ada saat ini akan terus diperbaiki mengikuti perkembangan global, agar ITS tetap bisa mengikuti kriteria perkembangan global dan bersaing tingkat dunia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement