Jumat 22 Sep 2017 18:17 WIB

Amikom Gelar Seminar Ekonomi Kreatif

Rep: Eric Iskandarsjah/ Red: Fernan Rahadi
Rektor universitas Amikom Yogyakarta Tokoh Perubahan Republika
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Rektor universitas Amikom Yogyakarta Tokoh Perubahan Republika

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Universitas Amikom Yogyakarta merupakan Universitas yang berkomitemn untuk terus mendorong dunia wirausaha. Hal itu pun kembali dibuktikan melalui Semnar Kewirausahaan Dan Ekonomi Kreatif yang digelar pada Jumat (22/9) di Ruang Cinema Universitas Amikom Yogyakarta.

Tema yang diusung dalam seminar yang berhasil menyedot ratusan mahasiswa itu adalah 'Peluang Digital Creative Ekonomi Sektor Musik'. Agar dapat memberi materi yang sesuai dengan tema tersebut, maka Amikom Yogyakarta menghadirkan Anang Hermansyah sebagai pembicara.

Anang yang merupakan penyanyi sekaligus Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) itu mengatakan, industri kreatif sektor musik memiliki potensi yang sangat besar. "Karena musik adalah sektor yang mandiri," ujarnya.

Karena dia merupakan industri yang mandiri, lajutnya, maka musik sudah dapat dinikmati masyarakat tanpa memerlukan visualisasi. Karena, sebenarnya musik sudah dapat dinikmati hanya dengan didengarkan saja.

"Namun, musik dibutuhkan oleh sektor lainya," ucap dia. Karena, film pasti membutuhkan musik, iklan komersial pun juga membutuhkan musik. Dari situ, ia menilai bahwa peluang insdustri kreatif pada sektor musik sangat menjanjikan.

Apalagi, lanjut Anang, kini masyarakat sedang sangat gandrung dengan media sosial. Jika dimanfaatkan dengan tepat, maka media sosial dapat menjadi penunjang yang sangat signifikan dalam mendongkrak industri kreatif di sektor musik.

Di satu sisi, ia menilai bahwa sebenarnya Indoesia memiliki budaya yang dapat dioptimakan. Mengingat, UNESCO pun mengklaim bahwa Indonesia juga memiliki bunyi-bunyian terbanyak di dunia. Sehingga, ini merupakan potensi yang dapat dioptimalkan melalui industri kreatif.

"Saya di DPR juga tengah menggenjot agar Badan Ekonomi Kreatif (Bekfraf) dapat lebih dioptimalkan. Mengingat, industri kreatif dapat menyerap tenaga kerja lebih dari 15 juta orang," ujarnya. Harapanya, industri kreatif dapat menjadi kekuatan baru dalam menunjang kehidupan masyarakat Indonesia.

Rektor Universitas Amikom Yogyakarta, M Suyanto pun sepakat dengan Anang, bahwa musik merupakan sektor yang mandiri. "Namun musik dibutuhkan untuk menunjang indutri kreatif lainya seperti film dan animasi," kata Suyanto.

Apalagi kini musik juga dapat dinikmati dengan format digital sehingga lebih memudahkan masyarakt dalam menikmatinya. Meskipun, ia sendiri berkomitmen untuk mendorong industri kreatif pada sektor animasi.

"Sektor animasi adalah industri kreatif yang memiliki dampak jangka panjang," ujarnya.  Karena, produk turunan dari animasi itu banyak, seperti musik, game dan merchandise. Itu artinya, lanjut dia, animasi dapat menunjang seluruh sektor usaha di bidang industri kreatif.

Meskipun, ia menyadari bahwa industri animasi di Indonesia belum dapat optimal karena masih memiliki kendala utama, yakni kebijakan pemerintah. Menurutnya, untuk mendukung animasi, sebetulanya pemerintah tak perlu mengeluarkan uang, cukup dengan megeluarkan regulasi yang mendukung film animasi Indoneia.

Ia berharap, pemerintah memberi regulasi yang mewajibkan setiap perusahaan televisi untuk menayangkan film animasi Indonesia. Menurutnya, beberapa negara lain seperti China, Korea dan Malaysia telah menerapkan regulasi itu.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement