Rabu 20 Sep 2017 08:19 WIB

Dosen IPB Ciptakan Obat Luka Bakar dan Antidiare

Rektor IPB Prof Herry Suhardiyanto (tengah) bersama Dr Sri Budiarti (kiri) dan Prof Fachriyan Pasaribu.
Foto: Dok IPB
Rektor IPB Prof Herry Suhardiyanto (tengah) bersama Dr Sri Budiarti (kiri) dan Prof Fachriyan Pasaribu.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Dosen Departemen Biologi, Fakultas Matematika dan ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA), Institut Pertanian Bogor (IPB), Dr dr Sri Budiarti, baru-baru ini menemukan adanya bakteriafage pada limbah kotoran sapi. Bakteriofage tersebut dapat digunakan sebagai obat luka bakar.

Nantinya bakteriofage tersebut dapat dikembangkan menjadi bakteriofage semprot.  “Harapan kami  ke depan, bakteriofage ini dapat dijadikan sebuah produk yang dapat digunakan untuk mengobati luka bakar,” tuturnya dalam rilis yang diterima Republika.co.id, Selasa (19/9).

Kepala Polikilinik IPB pada tahun 2002-2015 ini menambahkan,  penderita luka bakar seringkali terinfeksi bakteri yang dapat masuk ke dalam darah dan selanjutnya ke otak yang pada akhirnya dapat menyebabkan kematian pada penderita. Sehingga perlu adanya obat yang dapat digunakan untuk mengobati luka bakar.

Dr  Sri  yang fokus di  bidang mikrobiologi kedokteran mengatakan,  bakteriofage memiliki banyak peranan yang bermanfaat bagi manusia. Salah satunya ialah dapat digunakan sebagai antibodi.

Temuan lainnya adalah adhesin factor dari bakteri Escherichia coli. “Jadi bakteri yang akan masuk ke dalam sel manusia harus melekat di atas permukaan sel sehingga terdapat protein yang dapat diekspresikan yang disebut adhesin factor. Kemudian protein tesebut dapat dijadikan sebagai antibodi,” tegasnya.

Selanjutnya, bersama-sama dengan Prof Fachriyan Pasaribu di Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) IPB, temuan ini dikembangkan menjadi telur anti diare.

“Pembuatan telur antidiare ini yaitu dengan menambahkan bakteri ke dalam pakan ayam. Telur yang nantinya dihasilkan akan mengandung antibodi  yang dapat digunakan untuk menangkal pertahanan tubuh sehingga penyakit akibat bakteri bisa menurun,” ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement