Senin 11 Sep 2017 13:21 WIB

Presiden: Perguruan Tinggi Harus Siap Hadapi Perubahan

Orasi Presiden RI Joko Widodo pada puncak perayaan Dies Natalis ke-60 Unversitas Padjadjaran (Unpad), di Graha Sanusi Hardjadinata, Kampus Unpad, Kota Bandung, Senin (11/9).
Foto: Republika/Edi Yusuf
Orasi Presiden RI Joko Widodo pada puncak perayaan Dies Natalis ke-60 Unversitas Padjadjaran (Unpad), di Graha Sanusi Hardjadinata, Kampus Unpad, Kota Bandung, Senin (11/9).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Presiden Joko Widodo menegaskan, perguruan tinggi harus paling siap menghadapi perubahan global yang sangat cepat yang pada saat ini. "Di mana-mana saya sampaikan perubahan global sangat cepat, dan menurut saya, siapa yang bisa mengantisipasi dan menyiapkan menghadapi perubahan itu yang pertama yang paling siap adalah perguruan tinggi, sehingga setiap masuk universitas selalu saya sampaikan," kata Presiden saat menyampaikan orasi dalam acara puncak perayaan "dies natalis" Universitas Padjadjaran (Unpad) ke-60 di Bandung, Senin (11/9).

Presiden mengatakan, perubahan itu sangat cepat karena baru belajar internet sudah muncul mobile internet, dan muncul lagi "artificial intelligent".  "Kalau tak diantisipasi bisa berbahaya bagi kehidupan bangsa dan negara, terutama dalam berkompetisi," katanya.

"Ini yang saya ingin Unpad juga ikut mengantisipasi hal-hal berkaitan dengan perubahan sangat cepat ini," katanya.

Presiden juga mengungkapkan akibat perubahan cepat itu banyak negara yang mengalami pasar modernnya tutup. "Mal 30 persen tutup karena pembeliannya online. Artinya berapa tenaga kerja menganggur karena online tak perlu ke toko, lebih murah dan cepat," kata Jokowi.

Untuk itu, kata Presiden, perguruan tinggi harus berani berubah.  "Bertahun-tahun universitas kita fakultasnya tak berubah. Fakultas ekonomi jurusannya manajemen, pembangunan, akuntansi, tiga ini wajib ada. Bener enggak," kata Jokowi.

Presiden berharap, ada jurusan yang dibutuhkan saat ini, seperti logistik manajemen, retail menajemen, toko online, karena dunia berubah.  "Ini yang harus kita antisipasi, kalau tidak, kalah kita dengan negara lain," katanya.

Sedangkan untuk jurusan dan fakultas sosial politik, ada jurusan baru yang berkaitan dengan media sosial. "Ini akan memengaruhi karena interaksi individu sekarang melalui sosial media 5-10 tahun mendatang gen Y akan menentukan pasar, memengaruhi politik, ekonomi, semua negara sudah membicarakan itu," ujarnya.

Menurut Presiden, dunia maya mendominasi sosial politik sehingga suasana politik cepat berubah. Sehingga perilaku politisi dan pejabat cepat berubah. "Ini perlu disiapkan dan antisipasi," katanya.

Untuk itu, Presiden juga meminta tatanan hukum juga perlu dipersiapkan agar tidak pontang-panting akibat perubahan cepat. "Regulasi belum siap, tiba-tiba ada praktik jenis baru, ada model kontrak yang belum dikenal sebelumnnya, bentuk kejahatan yang tak ada dalam regulasi yang kita punyai," ungkapnya.

Presiden berharap hukum harus dipaksa untuk mengejar guna antisipasi perubahan.  "Kita harus menyiapkan itu karena perubahan itu transisi semua negara sudah memerlukan," katanya.

Dalam kesempatan ini Presiden juga mengucapkan selamat hari jadi Unpad ke-60. "Selamat berjuang mengikuti perubahan," harapnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement