Senin 14 Aug 2017 16:35 WIB

Mahasiswa Unila Teliti Masalah Anak Usia Dini

Rep: Mursalin Yasland/ Red: Ratna Puspita
 Siswa-siswi Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan Taman Kanak-kanak (TK). (ilustrasi)
Foto: Republika/Yasin Habibi
Siswa-siswi Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan Taman Kanak-kanak (TK). (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG — Empat mahasiswa dari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Lampung (Unila) melakukan penelitian masalah yang dihadapi anak usia dini (AUD). Penelitian mereka tersebut dilatarbelakangi tidak tepatnya fokus pembelajaran AUD yang hanya mengedepankan penguasaan anak untuk bisa membaca, menulis dan berhitung (Calitstung), tanpa mempertimbangkan pembiasaan untuk memecahkan masalah dengan dibumbui penanaman moral sejak dini.

Salah satu mahasiswa yang terlibat dalam penelitian yakni Dani Windarto kepada Republika, Senin (14/8), mengatakan pendidikan yang baik merupakan pendidikan yang menekankan pada pengembangan kemampuan berpikir (high order thinking), bersikap dan bertindak. Salah satu poin penting dari high order thinking merupakan pemecahan masalah. Indonesia juga merupakan negara yang menempati peringkat ke-44 dari 47 negara dalam hal pemecahan masalah, data ini merupakan hasil riset TIMSS and PIRLS 2015.

Dani dari jurusan bimbingan dan konseling melakukan penelitian ini bersama Chintia Eka Putri dan Desi Rahmawati (PG PAUD), dan Linda Novita Sari (Pendidikan Ekonomi). Selama penelitian mereka dibimbing dosen FKIP Unila Dr Een Y Haenilah. 

Padahal, ia mengatakan bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa para pahlawannya. Namun pahlawan bukanlah orang yang lahir dalam sekejap mata, ia adalah seseorang yang dididik dan ditempa sejak usia dini sampai ia dewasa.

Cara menyayangi anak-anak Indonesia berbeda tapi bagi kami pendidikan merupakan hal yang utama. “Bagi kami, menyayangi anak Indonesia merupakan suatu keharusan dan kebanggaan sendiri,” katanya.

Penelitian tersebut dilakukan di TK Al-Kautsar Bandar Lampung, pada periode Maret-April 2017. Sasaran dari program ini anak 5-6 tahun sebagai sampel utama penelitian. Penelitian yang mereka lakukan sebagai program kreativitas mahasiswa untuk memberikan kontribusi konkret dalam mendidik anak-anak Indonesia sejak dini, khususnya untuk anak di Kota Bandar Lampung dalam hal pemecahan masalah. “Dengan penelitian yang kami lakukan, anak dapat memanfaatkan kelima panca inderanya untuk memecahkan masalah,” ujarnya.

Program kreativas mahasiswa FKIP Unila menawarkan kebaruan lewat ranah penelitian pendidikan AUD dengan mengusung “Peneliti Cilik”. Peneliti Cilik, pengaruh pembelajaran berbasis pendekatan ilmiah terhadap kemampuan pemecahan masalah AUD, memberikan solusi konkret lewat pembelajaran induktif untuk pengembangan kemampuan pemecahan masalah anak usia dini. 

Hasil penelitian mereka yang berlangsung dua bulan lalu, akhirnya lolos masuk Pekan Ilmiah Nasional (PIMNAS) di Makassar tahun ini. Dr Een Y Haenilah selaku dosen Pembimbing berharap program ini mampu diaplikasikan dalam pendidikan AUD. Sehingga paradigma pembelajaran calistung yang viral di PAUD dapat berubah menjadi pembelajaran scientific approach yang syarat akan bermain dan menyenangkan bagi anak. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement