Selasa 08 Aug 2017 07:24 WIB

Bangganya Sutarmi Melihat Anak Kuliah di UGM

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Esthi Maharani
Nenek Sutarmin bersama anaknya Vera yang berhasil jadi mahasiswa Bidikmisi UGM
Foto: Dok UGM
Nenek Sutarmin bersama anaknya Vera yang berhasil jadi mahasiswa Bidikmisi UGM

REPUBLIKA.CO.ID, Penerimaan mahasiswa baru Universitas Gadjah Mada banyak menyimpan cerita inspirasi. Salah satunya dari Sutarmi, orang tua mahasiswa bidikmisi yang anaknya resmi berkuliah di Jurusan Kimia tahun ajaran 2017/2018.

Sutarmi (62) perlahan turun dari kursi roda. Penyakit asam urat yang menderanya sejak tujuh tahun lalu, membuatnya tidak mampu berjalan terlalu jauh. Tapi, walau terseok-seok, Sutarmi masih mampu menapaki anak-anak tangga menuju podium utama Grha Sabha Pramana Universitas Gadjah Mada.

Sutarmi datang ke UGM memenuhi undangan pertemuan orang tua mahasiswa baru program sarjana, Senin (7/8) pagi, bersama lebih dari enam ribu orang tua mahasiswa baru lain. Namun, ia diminta secara khusus maju ke atas panggung langsung bersama Rektor UGM Panut Mulyono.

Sutarmi dinilai berhasil membesarkan dan mendidik anaknya sampai masuk UGM, walau berada di tengah keterbatasan ekonomi. Puteri bungsunya, Vera Juniati, berhasil diterima kuliah tanpa tes dan mendapatkan beasiswa bidikmisi bagi anak-anak berprestasi dari keluarga kurang mampu.

Melalui beasiswa itu, Vera dibebaskan dari berbagai biaya kuliah sampai delapan semester ke depan. Tatkala Rektor UGM menyapa dan menanyakan perasaan mengetahui anaknya masuk UGM, wanita asal Ngadirejo, Sragen ini tak bisa berkata banyak. Tapi, kegembiraan jelas terpancar dari raut wajahnya.

Sutarmi, yang sehari-hari berprofesi sebagai pemecah batu kali, tampak lega satu dari lima anaknya ada yang berhasil mengenyam bangku pendidikan tinggi. Hal sangat mahal dan tampak mustahil terwujud dengan kondisi ekonomi keluarga yang tak berkecukupan. Tapi, kegigihan sang anak belajar membuahkan prestasi manis.

"Saya ini hanya orang bodoh, sangat senang anak bisa kuliah di UGM," kata SUtarmi dengan bahasa dan logat Jawanya yang sangat kental di atas panggung, Senin (7/8).

Rona bahagia tampak kian memancar ketika Rektor UGM memberikan sepeda onthel untuk transportasi anaknya selama berkuliah. Ia hanya bisa berucap syukur dan berterima kasih atas perhatian ke anaknya. Kegigihan anaknya Vera seakan meruntuhkan tembok-tembok penghalang untuk menggapai pendidikan di Indonesia.

"Sepeda ini bisa digunakan untuk transportasi selama kuliah, semoga bisa memperlancar kuliahnya," ujar Rektor.

Selain Sutarmi, dalam kesempatan yang sama terdapat tiga orang tua mahasiswa baru yang mendapatkan bantuan sepeda. Mereka di antaranya Sukirno pedagang asal Purbalingga, Asrida juru masak asal Sumatra Barat, dan Mulyadi Mamonto dari Manado. Keempatnya orang tua mahasiswa bidikmisi yang diundang untuk menginspirasi.

UGM sendiri memang membuka akses pendidikan untuk kalangan luas, termasuk dari keluarga kurang mampu. Bahkan, sekitar 27 persen mahasiswa UGM berasal dari keluarga kurang mampu. Tahun ini, UGM menerima 8.322 mahasiswa, meliputi 6.128 program sarjana dan 2.194 sekolah vokasi. Dari jumlah itu, 2.213 (27 persen) di antaranya merupakan mahasiswa yang berasal dari keluarga kurang mampu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement