Rabu 02 Aug 2017 18:45 WIB

Mahasiswa ITS Kembangkan Mesin Peniris Minyak Gorengan

Rep: Binti Sholikah/ Red: Yudha Manggala P Putra
Model penggorengan kentang goreng yang jamak dipakai saat ini. Didemonstrasikan di Frietmuseum.
Foto: Reuters
Model penggorengan kentang goreng yang jamak dipakai saat ini. Didemonstrasikan di Frietmuseum.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember(ITS) Surabaya membuat inovasi mesin peniris minyak goreng. Mesin tersebut dianggap sebagai solusi masyarakat untuk meniriskan makanan gorengan sejenis keripik.

Mahasiswa Departemen D3 Teknik Mesin Industri ITS yang mengembangkan mesin tersebut yakni, Armanda Siryogiawan, Ashwin Showabi, Anton Putra Widyatama, Anisa Ambarwati, dan Nabilah Nurdianah. Kelimanya membuat inovasi mesin sentrifugal dengan teknologi vakum.

Alat tersebut dianggap lebih efektif dan membuat tirisan makanan tidak perlu lagi menggunakan cara manual yaitu meletakkan ke wadah lalu menunggu hingga minyak tak lagi menetes.

Ketua tim, Armanda menyatakan mesin yang mereka ciptakan tersebut telah dilakukan uji coba pada salah satu Usaha Kecil Menengah (UKM) yang memproduksi rempeyek. Hasilnya, mesin ini mampu meniriskan minyak 20 rempeyeknya dalam waktu tiga menit.

Pemilik UKM merasa puas dengan kinerja mesin. Hasil rempeyeknya juga berbeda menggunakan mesin sentrik. Tidak ada minyak dan lebih gurih, ujarnya melalui siaran pers yang diterima Republika.co.id, Selasa (1/8).

Armanda menuturkan, ratusan rempeyek hasil uji coba tersebut langsung ludes dinikmati orang-orang yang mengikuti uji coba. Mesinsentrik ini merupakan penyempurnaan dari mesin spinner peniris minyak yang sudah ada. Namun mesin spinner tersebut memiliki kelemahan tidak dapatdigunakan untuk meniriskan minyak pada olahan keripik yang mudah pecah.

Apabila tidak menggunakan mesin sentrik, Armanda mengatakan produksi UKM yang ditemui akan melambat dan rempeyek bisa jadi melempem."Waktunya bisa sampai satu hingga dua jam hanya untuk meniriskan minyak. Sedangkan mesin ini bisa melakukan dalam hitungan menit tergantung banyaknya rempeyek," jelas Armanda.

Selama uji coba, mesin tersebut berhasil mengolah 20 rempeyek dalam tiga menit. Selama tiga menit tersebut, tercatat tiga gram minyak tertiriskan dan lima rempeyek pecah. Saat waktunya diubah menjadi tujuh menit, massa minyak yang tertiriskan menjadi enam gram dan tujuh buah rempeyek pecah.

Armanda mengaku menciptakan mesin tersebut bersama timnyaselama empat bulan mulai Maret-Juli 2017. Timnya menemukan kendala dalampembuatan mesin seperti ketidakcocokan komponen pembuatan mesin. Mesin berbentuk balok ini menggunakan transmisi pulleyand belt dan penggerak motor listrik seperempat paardechracht.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement