Rabu 26 Jul 2017 20:53 WIB

Wisuda Bulan Ini Alumni IPB Berjumlah 144.402 Orang

IPB mewisuda Sarjana, Magister dan Doktor, Rabu (26/7).
Foto: Dok IPB
IPB mewisuda Sarjana, Magister dan Doktor, Rabu (26/7).

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Institut Pertanian Bogor (IPB) kembali mewisuda lulusan terbaiknya dalam sidang terbuka dengan acara tunggal Wisuda dan Penyerahan Ijazah Tahap VIII Tahun Akademik 2016/2017, Rabu (26/7). Acara tersebut digelar  di Grha Widya Wisuda (GWW) kampus IPB Dramaga, Bogor, Jawa Barat.

Pada wisuda tahap ini, IPB menyerahkan ijazah kepada 691 orang lulusan, yang terdiri dari 35 lulusan bergelar Doktor, 217 lulusan bergelar Magister Sains, 34 lulusan bergelar Magister Manajemen dan Bisnis, 10 lulusan bergelar Magister Profesional, 52 lulusan bergelar Dokter Hewan, dan 343 lulusan bergelar Sarjana. Sampai dengan wisuda pada tahap ini, IPB telah memiliki 144.402 orang alumni.

Wisuda dibuka langsung dan dipimpin oleh Rektor IPB, Prof Dr  Herry Suhardiyanto. Atas nama seluruh sivitas akademika IPB, rektor menyampaikan selamat kepada para lulusan atas keberhasilan menyelesaikan pendidikan.

Dikatakannya, para lulusan IPB  harus siap menghadapi tantangan. “Salah satu tantangan yang sedang dan akan kita hadapi adalah persoalan daya saing pertanian,” kata Herry Suhardiyanto dalam rilis yang diterima Republika.co.id, Rabu (26/7).

 

Ia mengemuakakan, skema kerja sama perdagangan, yang bersifat regional seperti ASEAN Free Trade Area (AFTA), China-ASEAN Free Trade Area (CAFTA), ASEAN Economic Community, maupun yang bersifat global memberikan tantangan bagaimana meningkatkan daya saing sektor pertanian.

“Untuk itu, IPB sebagai salah satu perguruan tinggi terkemuka di Indonesia selalu berkomitmen tinggi untuk menghasilkan inovasi yang berguna untuk bangsa dan negara,” tutur Herry.

 

Herry menjelaskan, dalam sembilan tahun berturut-turut -- yaitu sejak tahun 2008 sampai dengan 2016 --  IPB selalu menjadi kontributor inovasi paling prospektif terbanyak di Indonesia menurut penilaian Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi bersama Business Innovation Center (BIC) Indonesia. “Total inovasi IPB pada periode tersebut adalah 359 inovasi dari 936 inovasi Indonesia, terbanyak dibandingkan dengan perguruan tinggi dan lembaga penelitian lain,” paparnya.

Oleh karena itu, IPB telah menetapkan agenda riset yang meliputi pangan, energi, ekologi, penanggulangan kemiskinan dan biomedis. “Dengan agenda riset tersebut, IPB dapat lebih mudah mengarahkan tema penelitian sehingga konvergen untuk menghasilkan inovasi dan rekomendasi kebijakan yang berguna dalam memberikan solusi bagi berbagai persoalan bangsa,” ujarnya.

 

Pada bulan Maret 2016, lembaga pemeringkatan internasional QS mengumumkan bahwa IPB menjadi salah satu dari 100 Perguruan Tinggi terbaik di dunia versi QS World University Ranking by Subject yaitu Agriculture and Forestry. Pada tanggal 10 Agustus 2016, IPB mendapatkan Penghargaan Kekayaan Intelektual Tahun 2016 dari Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi untuk kategori Penghargaan Sentra Kekayaan Intelektual Terproduktif dan Penghargaan Kerja Sama Peneliti Asing.

 

“Pada kesempatan ini, saya ingin menyampaikan bahwa dalam roadmap tahunan Rencana Strategis IPB, tahun 2017 adalah Tahun Pengarusutamaan Pertanian. Dalam tahun ini kita perlu lebih mengoptimalkan modal dasar yang telah menjadi keunggulan IPB selama ini yaitu berupa inovasi, sumberdaya manusia terdidik yang unggul, substansi keilmuan yang relevan, dan kajian akademik unggul di bidang pertanian dalam arti luas,” papar rektor.

 

Pada kesempatan ini, rektor menyampaikan bahwa akhir-akhir ini Indonesia sedang gencar-gencarnya untuk meningkatkan nilai-nilai ke-Pancasila-an dan ke-Bhinekaan yang dilakukan dalam gerakan-gerakan anti radikalisme.

Untuk ini sudah diikuti oleh rata-rata semua perguruan tinggi negeri (PTN) maupun swasta berupa pernyataan sikap, deklarasi, renungan, konser, ataupun bentuk kegiatan lainnya dalam rangka memperkuat komitmen kita untuk mengobarkan semangat Bhinneka Tunggal Ika, mengamalkan Pancasila, melaksanakan Undang-undang Dasar 1945, dan menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

“Seluruh pimpinan dan segenap warga kampus PTN maupun PTS berkomitmen untuk mengambil peran aktif dalam mencegah radikalisme,” tuturnya.

Selain itu, kata rektor, yang tidak kalah pentingnya adalah terjadinya serangan hama wereng yang terjadi di wilayah Subang, Jawa Barat,  khususnya Cipunagara yang cukup memprihatinkan. Selama empat musim hama wereng batang coklat menyerang hingga hasil panen tidak maksimal. Persoalan wereng coklat yang terjadi hampir merata di areal pertanian, tanaman tidak tumbuh bahkan terancam puso karena serangan ini diikuti virus.

IPB melalui Klinik Tanaman ikut serta membantu dalam aktivitas pelayanan dan pendampingan petani untuk mengatasi masalah ini. “IPB menghadirkan peralatan lengkap sampai pedoman pengendalian wereng dan virus serta agen pengendalian hayati Lecanucilium,” paparnya.

Rektor juga mengemukakan bahwa Himpunan Alumni memiliki posisi strategis bagi IPB sebagai partner yang penting dalam membangun bangsa dan negara pada umumnya dan membangun IPB pada khususnya. “Alumni IPB dapat terus meningkatkan dan mengembangkan kerjasama yang telah ada untuk kemajuan almamater. Untuk diketahui bahwa sampai dengan wisuda pada tahap ini, IPB telah memiliki 144.402 orang alumni,” ujar Herry Suhardiyanto.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement