Jumat 21 Jul 2017 13:39 WIB

Dosen ITS Ciptakan Gamelan Elektronik

Rep: Binti Sholikah/ Red: Dwi Murdaningsih
Sejumlah pelajar SMKI Yogyakarta memainkan alat musik gamelan saat Konser Karawitan 12 di Pendopo Pengayoman Temanggung, Jawa Tengah, Selasa (1/3).
Foto: Antara/Anis Efizudin
Sejumlah pelajar SMKI Yogyakarta memainkan alat musik gamelan saat Konser Karawitan 12 di Pendopo Pengayoman Temanggung, Jawa Tengah, Selasa (1/3).

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Dosen Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya Yoyon K Suprapto menciptakan gamelan elektronik yang diberi nama Gatoel. Dosen dari Departemen Teknik Elektro tersebut akan dikukuhkan sebagai Profesor bidang Sistem Komunikasi Pengolahan Sinyal Digital pada 26 Juli 2017.

Fokus penelitiannya menggabungkan sains, desain dan seni. Mulai 1989, ia menggeluti penggabungan antara teknik dan seni. Salah satunya gamelan dengan mengembangkan gamelan elektronik pada 2012.

"Salah satunya disebut Gatoel atau gamelan tutul. Ada tujuh instrumen yang bisa dimainkan dalam satu perangkat ini. Tujuan saya mengembangkan ini untuk anak pendidikan dasar," kata dia, kepada wartawan di gedung Rektorat ITS Surabaya, Kamis (20/7).  

Menurutnya, harga gamelan asli sangat mahal, sekitar Rp 25 juta sampai Rp 500 juta. Sehingga tidak semua sekolah dasar mampu membeli gamelan. Karenanya, Yoyon berpikir cara mengenalkan budaya gamelan kepada anak-anak.

"Keunggulannya, Gatoel ini mudah digunakan, murah dan portabel. Murahnya 37 kali lipat dibanding gamelan asli," ujarnya.

Pada aplikasi tersebut terdapat gambar gamelan terlihat dari sisi atas. Cara memainkannya, gambar tersebut tinggal ditekan atau ditutul dengan jari dan terdengar suara gamelan seperti aslinya. Namun, Yoyon mengakui menemui kendala pada gamelan Bonang. Sebab, gamelan jenis ini dimainkan dengan dua tangan, tidak seperti gamelan lain yang dimainkan dengan satu tangan.

Gatoel, lanjutnya, mewakili 14 instrumen. Sebab, gamelan memiliki dua titi nada yakni slendro dan pelog. Ia telah melakukan uji coba pembelajaran menggunakan Gatoel di beberapa sekolah di Surabaya, seperti SD Stella Maris, SD St Mikael, SD Santo Yosef, SD Mojo dan SD Petra. Selain itu, ia juga mengajarkan kepada mahasiswa di ITS.

Ia mengaku mendapatkan testimoni oleh dalang gamelan yang menyatakan aplikasi Gatoel sangat cocok untuk mendukung media pembelajaran. "Gatoel sudah kami pasang di Google Play, sudah bisa diunduh," imbuhnya.

Berbeda dengan Yoyon, Balitbang Jawa Tengah juga telah menciptakan gamelan elektronik namun tidak di dalam tablet. Sedangkan gamelam elektronik ciptaan Yoyon bisa dimainkan di tablet maupun ponsel. "Gatoel bisa dibawa kemana saja dan kapan saja," ucapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement