Kamis 20 Jul 2017 11:33 WIB

Mahasiswa IPB Juara Permainan Tradisional Tingkat Dunia

Mahasiswa IPB juara Hadang dalam TAFISA Games.
Foto: Dok IPB
Mahasiswa IPB juara Hadang dalam TAFISA Games.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR – Mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB) meraih juara kedua Lomba Hadang, dalam ajang The Association For International Sport for All (TAFISA) Games. TAFISA Games yang diselenggarakan di Jakarta merupakan ajang olimpiade olahraga tradisional berskala internasional.

 

Lomba Hadang atau dikenal juga dengan Galasin, adalah cabang lomba yang dimenangkan oleh tim dari IPB. Tim tersebut terdiri dari Pipit Werdhiwati, Puput Werdhiwati, Lia Nuryanah, Siti Nur Karimah, Yusvita N.Q. Putri, Nurul Dewi, Aeska Alya Sukma, dan Siti Karimah.

Siaran pers IPB yang diterima Republika.co.id, Kamis (20/7) menyebutkan, kejuaraan yang diikuti oleh tim IPB ini mempertandingkan tiga cabang lomba yaitu permainan Hadang, Dagongan, dan Bakiak. “Tim IPB harus berjuang dalam bersaing melawan tim lain yang terdiri dari beragam usia dan daerah. Namun melalui sistem gugur yang berlaku, dari ketiga lomba tersebut juara diraih melalui lomba Hadang,” kata Manajer Tim, Pipit Werdhiwati.

Ia menambahkan, TAFISA Games yang diadakan akhir tahun lalu merupakan agenda empat tahunan yang dikelola oleh 40 negara dari lima benua. Lomba-lomba dalam ajang TAFISA mengangkat permainan tradisional dari berbagai daerah di mancanegara termasuk Indonesia.

Untuk permainan Hadang sendiri, dibutuhkan kerja sama yang kuat, juga koordinasi yang bagus.  Terlebih tidak semua atlet mengetahui permainan tradisional Hadang. “Asal daerah yang beragam menjadi salah satu tantangan bagi Tim IPB dalam melewati babak demi babak lomba yang ada,” tuturnya.

Ia mengemukakan, kunci memenangkan permainan dalam TAFISA adalah kemampuan menyeimbangkan motorik dan kecepatan mengambil keputusan atau harus memiliki Speed, Agility, dan Quickness (SAQ). “IPB memiliki sumberdaya atlet yang dapat diperhitungkan hingga pada skala nasional maupun internasional seperti dalam TAFISA Games,” ujar Pipit.

Hal tersebut juga didukung oleh kondisi beragamnya asal daerah mahasiswa IPB, termasuk atlet muda nasional yang terjaring untuk berkuliah di IPB. “Ini menjadikan IPB memiliki sumberdaya manusia yang berprestasi dan dapat ditumbuhkan untuk tetap berprestasi selama menjadi mahasiswa,” papar Pipit Werdhiwati.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement