REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB) meraih juara kedua dalam Pekan Teknik Pertanian Nasional Ke-8 yang diadakan Ikatan Mahasiswa Teknik Pertanian di Universitas Andalas, Padang akhir tahun silam. Tiga mahasiswa Departemen Teknik Mesin dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian, Insitut Pertanian Bogor (Dept. TMB Fateta IPB) menjadi perwakilan IPB dalam product innovation contest. Mahasiswa tersebut ialah Qouamunas Tsani Nuargimah, Indrie Noerlianti dan Edo Agustian.
Siaran pers IPB yang diterima Republika.co.id, Jumat (14/7) menyebutkan, tim yang diketuai Qouamunas ini menggagas ide alat pengusir hama wereng. Ia bersama tim merancang alat yang mudah dibongkar pasang menggunakan pipa PVC, lampu, dan baterai.
Prinsip penggunaan alat ini adalah perangkap cahaya. “Tim IPB merangkai pipa, lampu, dan baterai untuk digunakan di lahan persawahan yang akan menjebak wereng menuju perangkap, sehingga mengurangi jumlah wereng yang ada di lapangan. Alat tersebut pun dinamakan sebagai Jarit,” kata Qouamunas.
Ia menamahkan, ide yang berangkat dari peristiwa gagal panen petani akibat serangan wereng ini berusaha menghambat populasi wereng di lapangan. Selain itu, alat ini diharapkan dapat mengurangi penggunaan pestisida. “Permasalahan pestisida sebenarnya telah diteliti sangat berkaitan erat dengan keberadaan wereng di lapangan,” tuturnya.
Proses persiapan lomba yang cukup singkat tersebut mampu membawa gagasan dan prototype alat menjadi sebuah prestasi bagi IPB. Terlebih lagi alat ini dapat diimplementasikan untuk masyarakat petani di Indonesia.
Tantangan terbesar yang dihadapi Qouamunas dan tim adalah pencarian ide. Sebab, kompetisi ini mengharuskan peserta merancang produk inovasi yang bermanfaat dan inovatif. Tantangan itupun berhasil dijawab oleh tim Jarit.
“Target sesungguhnya yang harus dikejar dari mahasiswa adalah memberi manfaat sebanyak mungkin kepada lingkungan sekitar kita. Melalui ajang ini kami juga dapat memperluas jejaring. Kegiatan ini dihadiri berbagai perwakilan Mahasiswa Teknik Mesin Pertanian dari perguruan tinggi di Indonesia dan dua negara lain yaitu Malaysia dan Filipina,” kata Qouamunas.