Kamis 13 Jul 2017 09:34 WIB

ITS Ajak Mahasiswa Luar Selesaikan Masalah Smart City

Rep: Binti Sholikah/ Red: Yudha Manggala P Putra
Kampus Institut Teknologi Sepuluh Nopember--ITS--, Surabaya
Foto: ITS
Kampus Institut Teknologi Sepuluh Nopember--ITS--, Surabaya

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Direktorat Hubungan Internasional Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menggelar Community and Technological (CommTECH) Camp untuk ketujuh kalinya. Berbeda dari CommTECH sebelumnya, kali ini acara yang diadakan International Office (IO) ini mengajak 45 peserta dari 17 negara untuk berbagi pemikiran dan menyelesaikan masalah tentang Smart City dan Sustainable Water Development di Surabaya.

Acara yang akan berlangsung pada 12-25 Juli ini dibuka oleh Rektor ITS, Joni Hermana1 di Rektorat ITS, Rabu (12/7). Dalam sambutan pembukaannya, Joni mengungkapkan, CommTECH selalu menghadirkan tema berbeda setiap kali diadakan. Namun, semua kegiatan CommTECH selalu fokus pada penyelesaian masalah, khususnya yang terdapat di Surabaya.

Pada CommTECH kali ini, peserta diberi dua pilihan courses, yakni mengenai pengembangan smart city dan pengembangan air berkelanjutan di Surabaya. “Kedua topik ini dipilih karena baik pengolahan air maupun pengembangan smart city di Surabaya merupakan topik yang urgent (mendesak) di Surabaya saat ini,” jelasnya melalui siaran pers yang diterima Republika.co.id.

Joni menjelaskan, ketersediaan air di Pulau Jawa sudah hampir mencapai titik kritis, yakni dengan rasio hanya 0,4 persen. Selain itu, Pulau Jawa khususnya Kota Surabaya juga mulai kesulitan menampung air yang masuk. “Hal ini dikarenakan pengalihan fungsi lahan dan pendangkalan tempat penampungan air seperti waduk,” terang Guru Besar Teknik Lingkungan ITS tersebut.

Untuk itu, kata Joni, diperlukan suatu solusi agar air yang masuk selama musim hujan dapat ditampung, agar saat musim kemarau tidak kekeringan. Begitu pula ketika musim penghujan, diperlukan solusi agar air yang telah ditampung dapat memenuhi kebutuhan air selama musim panas.

Direktur Hubungan Internasional ITS Maria Anityasari, mengatakan, nantinya selama 14 hari peserta akan diajak terjun langsung ke kampung-kampung dan pelosok Kota Surabaya untuk melihat pengolahan air yang telah ada serta mendiskusikan solusi untuk menyelesaikan permasalahan air di Surabaya. “Salah satunya ialah kontrol jumlah air baik pada musim penghujan maupun musim kemarau,” ujarnya.

Selain aspek kuantitas, juga menekankan aspek kualitas untuk dipertimbangkan. Untuk itu, monitoring pengolahan air di Surabaya menjadi hal penting. Di Surabaya saat ini, jumlah SDM dari Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya masih belum sebanding dengan kebutuhan monitoring untuk kualitas air di Surabaya. “Untuk itulah penting untuk diadakan pengembangan smart city yang nantinya akan memudahkan monitoring dengan memperbaiki sistem dan memanajemen sistem yang ada dengan berbagai inovasi,” imbuh Joni.

Setelah program usai, lanjut Maria, nantinya ke-45 peserta akan mempresentasikan kegiatan dan solusi mereka selama CommTECH kepada Pemerintah Kota Surabaya. “Presentasi tersebut akan menjadi masukan bagi pemerintah kota Surabaya untuk memperbaiki permasalahan mengenai pemanfaatan air dan smart city di Surabaya,” ungkapnya.

Selain topik smart city maupun sustainable water development, peserta juga akan diajak untuk mempelajari budaya di Indonesia. Seperti belajar Bahasa Indonesia, permainan tradisional, sampai menikmati keindahan alam di Gunung Bromo.

Salah satu peserta dari Filipina, Jacquelline Alessandria R Villa, mengaku mengetahui program CommTECH ini dari profesornya. Karena tertarik dengan kegiatan yang ditawarkan CommTECH akhirnya ia memutuskan untuk mengikuti kegiatan ini. “Saya ingin bertukar pikiran dan ide dengan peserta dari negara lain,” kata mahasiswi University of Philippines tersebut.

Peserta lainnya, Siyu Luo, menginginkan mempelajari budaya di Indonesia. Mahasiswi yang akrab dipanggil Eva ini mengungkapkan tertarik untuk mengenal kebudayaan masyarakat Indonesia, khususnya Surabaya. “Dan tentunya bisa menambah teman dari negara lain juga nantinya,” ucap peserta asal Cina tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement