Senin 10 Jul 2017 15:48 WIB

Mahasiswa UIN Suka Menangi Lomba Aplikasi Interpretasi Quran

Mahasiswa UIN Suka jadi juara II ajang LKTA.
Foto: Dokumen
Mahasiswa UIN Suka jadi juara II ajang LKTA.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA  --  Prestasi membanggakan diraih mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta dalam ajang Lomba Karya Tulis Ilmiah Alquran (LKTA) 2017 yang berlangsung  di Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya. Adalah mahasiswa Prodi Teknik Informatika, Fakultas Sains dan Teknologi, Karen Dharmakusuma, berhasil memenangkan kompetisi sebagai juara II.

Ia berhasil menorehkan prestasi berkat karyanya yang berjudul ‘Nuget (Nutrient Vegetable Detector)-Aplikasi Pendeteksi Gizi Berbasis Android pada Sayur Berdasarkan QS Al-Baqarah : 61’. Pada kompetisi ini, Karen menggandeng dua rekannya yakni Amnia Salma dari Prodi Matematika, Fakultas Sains dan Teknologi, serta Afrida Arinal Muna dari Prodi Tafsir Hadis, Fakultas Ushuluddin dan Pemikiaran Islam.

LKTA merupakan ajang kompetisi yang mengintrepretasikan ayat-ayat Alquran dan hadis, hingga bisa menghadirkan karya sains atau teknologi yang bermanfaat bagi kehidupan.  Juara I diraih tim dari Universita Brawijaya Malang dengan karyanya ‘MP-Relaxin (Maternal Portable Relaxation Machine)-Inovasi Alat Terapi Non Farmakologi Nyeri Kehamilan dan Persalinan Berbasis Getaran, Suhu, Aromaterapi, dan Lantunan Alquran Berdasar Tinjauan QS Maryam : 22-23'.

Adapun juara III diraih tim dari ITS Surabaya melalui karyanya ‘Bioremidiasi Limbah Plastik Berbasis Bioteknologi Dengan Menggunakan Bakteri Ideonella Sakaiensis dan Zeolit sebagai Katalisator (Inspirasi dari QS Al Baqarah : 26 dan QS Ali – Imran : 191-192).

Terkait karyanya, Karen menjelaskan, gizi merupakan faktor terpenting dalam pertumbuhan dan perkembangan manusia. “Kekurangan gizi pada usia dini dapat menyebabkan gangguan jiwa dan raga bagi seseorang,” katanya, dalam siaran pers, Senin (10/7).

FAO memperkirakan sekitar 870 juta orang dari 7,1 miliar penduduk dunia atau 11 dari delapan orang penduduk dunia menderita gizi buruk. Penyebab langsung kurang gizi ialah asupan makanan yang tidak seimbang dan infeksi penyakit, karena kekurangpahaman masyarakat tentang apa yang harus dikonsumsi untuk memenuhi kebutuhan kesehatan jiwa dan raga dalam kehidupannya.  

Sayur mayur merupakan zat penghasil gizi akan tetapi jika kandungan gizinya tidak diketahui, maka masalah kekurangan gizi dan kelebihan gizi tidak dapat dihindari. Oleh karena itu karyanya hadir dengan tujuan untuk menawarkan  inovasi Nuget (Nutrient Vegetable Detector) alat pendeteksi kandungan gizi pada sayuran berbasis aplikasi android.

Menurutnya, dalam salah satu ayat Alquran  menjelaskan bahwa Allah menumbuhkan tumbuh-tumbuhan termasuk sayuran sebagai bentuk rezeki dari Allah SWT (QS al-Baqarah: 61). Allah juga menyatakan bahwa kita sebagai umat Muslim untuk memilih makanan yang halal dan baik (QS Al-Baqarah : 168) sebagai penunjang gizi manusia.

Sehingga, lanjut dia, dalam hal ini memilih dan mengetahui bagaimana kandungan gizi yang baik dalam sayuran menjadi penting. “Aplikasi Nuget, bersifat interaktif karena pengguna dapat menggunakannya secara mudah,” ujarnya.

Yakni dengan memotret sayur yang hendak dideteksi kandungan gizinya, maka aplikasi tersebut akan secara otomatis menampilkan kandungan gizi yang terdapat pada sayuran yang dipotret. Diharapkan, aplikasi Nuget menjadi aplikasi yang sangat berkontribusi dalam meningkatkan pemahaman masyarakat Indonesia mengenai kandungan gizi dalam sayuran.

“Terutama agar paham bagaimana mengonsumsi  sayuran  secara seimbang untuk memperoleh kesehatan jiwa dan raga yang baik,” kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement